KOMPETISI
Liga Djarum Indonesia 2005, masih sangat banyak menyimpan masalah, dari
masalah hukuman Persebaya Surabaya yang masih plin-plan, akibat
keputusan Komisi Displin dan Komisi Banding, tidak sepakat memberi
hukuman yang paling pantas buat tim yang sering membuat ulah. Persebaya
Surabaya sepanjang sejarah liga Indonesia, sepertinya paling banyak
menorehkan ‘tinta hitam’ dari ‘bonek’-nya hingga pengurusnya. Beda
sekali dengan hasil pembinaannya, dimana banyak sekali lahir pemain
bintang dari Surabaya.
Ditengah negosiasi pihak Djarum yang akan menambah nilai sponsorship dari Rp 27 miliar menjadi Rp 35 miliar, justru dikejutkan oleh Petrokimia Gresik yang mundur dari Liga Indonesia 2006. Petrokimia Gresik mundur dari musim kompetisi sepak bola
nasional 2006. Kemunduran ini disebabkan faktor keuangan PT Petrokimia sebagai pemilik dan kondisi sepak bola nasional yang tidak kondusif.
Menurut Ketua Harian Petrokimia Putra Bambang Lesmoko menyatakan, mundurnya "Kebo Giras", dari informasi yang ada, direksi PT Petrokimia Gresik menilai prestasi yang diraih selama ini tidak sepadan dengan dana yang telah dikucurkan. Salah satu indikasinya, tambah Bambang, Petrokimia tidak menyumbang satu pemainnya pun dalam tim nasional 2005. Selain itu, pada kompetisi 2005, "Kebo Giras" terdegradasi dari Divisi Utama.
Bambang menyatakan, kondisi sepak bola Indonesia yang tercermin pada kompetisi Liga Djarum Indonesia 2005 menunjukkan situasi yang tidak sehat. Banyak kejanggalan sepanjang kompetisi 2005 yang seharusnya didasarkan pada asas fair play. Itu juga menjadi salah satu pertimbangan mundurnya Petrokimia.
Kemudian, setelah Persipura Jayapura mengawali partai perdana dengan bermain seri, menghadapi Persela Lamongan, 0 – 0, Sabtu 14 Januari, justru Liga Indonesia sudah tercoreng akibat terjadi aksi pelemparan mulai dari botol air mineral, botol minuman ringan sampai batu dan benda lainnya. Padahal partai perdana ini selain disiarkan langsung TV7, juga dihadiri dihadiri sejumlah pengurus teras PSSI, pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga serta pejabat setempat.
Sebulan kemudian, ‘derby’ Papua justru menelan korban. Untuk pertama kalinya di Liga Djarum Indonesia 2006 menelan korban. Satu penonton tewas bernama Nince (15) meninggal setelah jatuh dan terinjak-injak penonton lain, menjelang pertandingan Persipura Jayapura melawan Persiwa Wamena, Minggu 26 Februari. Selain seorang tewas, 11 penonton terluka saat berusaha memasuki Stadion Mandala, Jayapura. Lima petugas keamanan juga terluka pada pertandingan yang dimenangi tim tamu Persiwa dengan skor 0 - 1 itu.
Peristiwa yang tidak kalah memalukan, akibat infrastruktur yang belum jelas dalam membangun stadion. Kembali dikejutkan oleh masalah administrasi PSSI yang amburadul, padahal saat ini sudah memasuki zaman profesional serta jaman milenium ketiga yang serba berteknologi tinggi.
Keterlambatan mengirimkan dokumen tim yang dilakukan PSSI mengakibatkan dicoretnya Arema Malang dan Persipura Jayapura dari peserta Liga Champions Asia 2006.Memalukan! Itu mungkin kata yang paling tepat untuk menggambarkan peristiwa yang untuk pertama kalinya terjadi ini. Dua wakil Indonesia dicoret dengan alasan tidak profesional dalam hal administratif.
"Federasi dan klub yang tidak profesional tidak boleh menjadi peserta kompetisi di Asia. Tidak ada tempat bagi mereka yang berperilaku amatir," tegas Presiden AFC Mohammed bin Hammam mengenai pencoretan Arema dan Persipura serta dua klub asal Thailand.
Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas pencoretan itu, PSSI dan BLI tentunya harus segera bersikap. Untuk pertama kalinya sejak lahirnya BLI, Liga Champions Asia yang biasanya menjadi tanggung jawab PSSI sebagai federasi, diambil alih badan yang
seharusnya hanya mengurusi Kompetisi Divisi Utama dan Divisi I itu.
PSSI dan BLI telah menghilangkan kesempatan Arema dan Persipura untuk menunjukkan kekuatannya dalam persaingan di tingkat Asia. Meski lawan yang akan dihadapi berat, setidaknya kedua klub itu sangat berhak untuk menjadi bagian dari kejuaraan yang mempertemukan klub-klub juara di Asia. Arema memperoleh tiket setelah menjuarai Copa Dji Sam Soe Indonesia 2005 dan Persipura Jayapura sebagai juara Liga Djarum Indonesia 2005.
Namun, hingga kini, bentuk pertanggungjawaban dari PSSI dan BLI tak kunjung ada, selain pengakuan bersalah dari Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes. Padahal, tanggung jawab terbesar terletak di pundak dua orang Andi Darusalam Tabusalla dan Barry Sihotang yang mendapat surat tugas dari Ketua BLI Nirwan Bakrie untuk menjadi laison officer (LO), penghubung antara AFC dan klub.
Akhirnya, dua pengurus Badan Liga Indonesia yang dianggap lalai dalam kasus Arema Malang dan Persipura Jayapura, Andi Darussalam Tabusalla dan Barry Sihotang, mendapat sanksi berbeda dari PSSI. Tabusalla yang menjabat Direktur BLI dapat teguran keras, sementara Barry harus mundur. Keputusan sanksi yang berbeda untuk dua pengurus BLI itu diumumkan Ketua Harian PSSI Agusman Effendi, Senin, 27 Maret.
Mengubah peraturan tampaknya sudah menjadi kebiasaan otoritas sepak bola Indonesia. Kali ini, kompetisi sepak bola Liga Indonesia 2006 berlangsung tanpa degradasi, seperti yang pernah dialami di musim 2004. Bencana alam gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah dijadikan alasan oleh PSSI dan Badan Liga Indonesia (BLI) untuk menghilangkan degradasi dalam rapat yang diadakan, Jumat 9 Juni. Dalam pertemuan itu, dari BLI hadir Nirwan Bakrie, Andi Darusalam Tabusalla, Andi Soma, dan Joko Driyono, sementara PSSI diwakili Subardi.
Keputusan ini jelas-jelas membunuh pembinaan, karena filosofi kompetisi itu adalah pembinaan, sedangkan bencana seharusnya adalah sebuah masalah yang bisa dikompromikan, misalnya dengan menunda. Namun, lagi-lagi krisis pemimpin dalam organisasi ini, benar-benar mencoreng sepak bola Indonesia. Termasuk di dalam sponsor utama Djarum yang sudah memberi nilai bisnis hilang begitu saja.
Pelatih Persija Jakarta Rahmad Dharmawan mengatakan, bencana alam semestinya tidak dijadikan alasan mengorbankan kompetisi. "Bukan tidak berempati pada PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman. Kami sangat berempati. Tetapi, jalan keluarnya bukan berarti harus menghilangkan degradasi," kata Rahmad.
Walaupun, kompetisi sudah diputuskan tanpa degradasi, namun partai final tetap berlangsung. Untuk kedua kalinya, Persik Kediri memboyong Piala Presiden ke Kediri, setelah menjungkalkan PSIS Semarang, di final Liga Djarum Indonesia 2006, yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Minggu, 30 Juli, berkat gol tunggal striker Christian Gonzales di menit ke-108.
Bagi Christian Gonzales, gelar ini sebetulnya sangat komplit, selain timnya juara, dirinya meraih gelar pencetak 29 gol terbanyak. Sayangnya, sosoknya ternoda dengan hukuman dari PSSI dengan kena skorsing lima (5) pertandingan dan denda Rp 10 juta atas ulahnya menanduk pemain PSIS Semarang, Emanuelle de Porras, di final, kebetulan ketahuan secara jelas oleh wasit Jimmy Napitupulu. Seusai pertandingan, Gonzales meminta maaf atas ulahnya itu.
KLASEMEN
Wilayah Barat
1.Arema (Malang) 26 13 8 5 39-17 47
2.Persija (Jakarta) 26 13 8 5 26-16 47
3.PSIS (Semarang) 26 13 5 8 33-27 44
4.Persekabpas (Pasuruan) 26 12 6 8 35-27 42
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5.PSMS (Medan) 26 12 3 11 31-27 39
6.Sriwijaya FC (Palembang) 26 8 10 8 29-24 34
7.Persikota (Kabup. Tangerang) 26 9 7 10 34-37 34
8.Persitara (Jakarta Utara) 26 10 4 12 29-34 34 [*]
9.Persijap (Jepara) 26 8 9 9 25-27 33
10.Persita (Tangerang) 26 8 8 10 25-30 32
11.Semen Padang 26 8 6 12 20-24 30
12.Persib (Bandung) 26 7 8 11 23-30 29
----------------------------------------------------------
13.PSDS (Lubuk Pakam) 26 8 5 13 32-41 29
14.PSIM (Yogyakarta) 26 7 5 14 23-43 26
Wilayah Timur
1.Persmin (Minahasa) 26 16 2 8 37-26 50
2.Persik (Kediri) 26 14 5 7 53-24 47
3.PSM (Makassar) 26 12 6 8 44-32 42
4.Persiba (Balikpapan) 26 12 5 9 35-28 41
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5.Persiwa (Wamena) 26 11 7 8 34-34 40
6.Persela (Lamongan) 26 10 8 8 23-23 38
7.Persema (Malang) 26 11 3 12 39-37 36
8.Persipura (Jayapura) 26 9 8 9 27-23 35
9.Persiter (Ternate) 26 10 5 11 33-34 35
10.PKT (Bontang) 26 10 5 11 33-42 35
11.Persibom (Kotamobagu) 26 9 6 11 35-46 33
12.Delta Putra Sidoarjo 26 9 5 12 35-32 32
----------------------------------------------------------
13.PSS (Sleman, Yogyakarta) 26 6 5 15 18-40 23
14.Persegi (Mojokerto) 26 5 6 15 24-49 21
Wilayah I (Barat) Stadion Manahan, Solo
Persik (Kediri) 3 2 1 0 4- 1 7
PSIS (Semarang) 3 2 0 1 3- 3 6
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Arema (Malang) 3 1 0 2 3- 2 3
Persiba (Balikpapan) 3 0 1 2 0- 4 1
Wilayah II (Timur) Stadion Petrokimia, Gresik
Persekabpas (Pasuruan) 3 2 1 0 10- 4 7
Persmin (Minahasa) 3 0 3 0 4- 4 3
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Persija (Jakarta) 3 0 2 1 1- 3 2
PSM (Makassar) 3 0 2 1 3- 7 2
SEMIFINAL
Stadion Manahan, Solo
Kamis 27 Juli
Persik Kediri vs Persmin Minahasa 3 - 1
Christian Gonzales (18), Khusnul Yuli Kurniawan (25), Ebi Sukore (75), Jorge Toledo (69pen)
Persekabpas Pasuruan vs PSIS Semarang 0 - 1
(Imral Usman 10)
FINAL
Stadion Manahan, Solo
Minggu 30 Juli
Penonton 25,000
Persik Kediri vs PSIS Semarang 1 - 0
Christian Gonzales (109)
Wasit Jimmy Napitupulu (Jakarta Selatan)
Kartu Kuning : Jefry Dwi Hadi (Persik, 17), Danilo Fernando (Persik, 54), Khusnul Yakin (PSIS, 79)
Kartu Merah Christian Gonzales (Persik, 109)
PERSIK Kediri
27-Wahyudi, 6-Suroso, 4-Aris Indarto, 14-Leonardo Gutierrez, 12-Harianto (c), 88-Danilo Fernando, 8-Jefry Dwi Hadi (19-Suswanto 55), 23-Ebi Sukore, 25-Khusnul Yuli; 10-Christian Gonzales, 13-Budi Sudarsono (7-Bertha Yuwana 116)
Pelatih Daniel Roekito
PSIS Semarang
12 Komang Putra, 5-Maman Abdurrahman, 25-Foffe Kamara, 27-Zoubairou Garba (16 Deni Rumba 113); 23-M. Ridwan, 10-G.H Ortiz, 24-Suwita Patha, 9-Indriyanto Nugroho (15-Miguel Angel Dominguez 54), 17-Harry Salisburi, 20-Emanuel de Porras (c), 7-Imral Usman (21-Khusnul Yakin 64)
Pelatih Bonggo Pribadi;
TOPSKOR
25 Christian Gonzales (Persik Kediri)
15 Rahmat Rivai (Persiter Ternate)
12 Cristian Carrasco (Cile, Persipura Jayapura)
11 Daniel Campos (Cile, Persmin Minahasa)
Boakai Edi Foday (Liberia, Persiwa Wamena)
Camara Fode (Guienia, PKT Bontang)
Hilton Moreira (Brasil, Deltras Sidoarjo)
10 Cristian Armendariz (Argentina, Persibom Bolman Mongondow)
Fabio Marcos (Brasil, Deltras Sidoarjo)
Boaz Solossa (Persipura Jayapura)
PEMAIN TERBAIK
Maman Abdulrahman (PSIS Semarang)
Ditengah negosiasi pihak Djarum yang akan menambah nilai sponsorship dari Rp 27 miliar menjadi Rp 35 miliar, justru dikejutkan oleh Petrokimia Gresik yang mundur dari Liga Indonesia 2006. Petrokimia Gresik mundur dari musim kompetisi sepak bola
nasional 2006. Kemunduran ini disebabkan faktor keuangan PT Petrokimia sebagai pemilik dan kondisi sepak bola nasional yang tidak kondusif.
Menurut Ketua Harian Petrokimia Putra Bambang Lesmoko menyatakan, mundurnya "Kebo Giras", dari informasi yang ada, direksi PT Petrokimia Gresik menilai prestasi yang diraih selama ini tidak sepadan dengan dana yang telah dikucurkan. Salah satu indikasinya, tambah Bambang, Petrokimia tidak menyumbang satu pemainnya pun dalam tim nasional 2005. Selain itu, pada kompetisi 2005, "Kebo Giras" terdegradasi dari Divisi Utama.
Bambang menyatakan, kondisi sepak bola Indonesia yang tercermin pada kompetisi Liga Djarum Indonesia 2005 menunjukkan situasi yang tidak sehat. Banyak kejanggalan sepanjang kompetisi 2005 yang seharusnya didasarkan pada asas fair play. Itu juga menjadi salah satu pertimbangan mundurnya Petrokimia.
Kemudian, setelah Persipura Jayapura mengawali partai perdana dengan bermain seri, menghadapi Persela Lamongan, 0 – 0, Sabtu 14 Januari, justru Liga Indonesia sudah tercoreng akibat terjadi aksi pelemparan mulai dari botol air mineral, botol minuman ringan sampai batu dan benda lainnya. Padahal partai perdana ini selain disiarkan langsung TV7, juga dihadiri dihadiri sejumlah pengurus teras PSSI, pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga serta pejabat setempat.
Sebulan kemudian, ‘derby’ Papua justru menelan korban. Untuk pertama kalinya di Liga Djarum Indonesia 2006 menelan korban. Satu penonton tewas bernama Nince (15) meninggal setelah jatuh dan terinjak-injak penonton lain, menjelang pertandingan Persipura Jayapura melawan Persiwa Wamena, Minggu 26 Februari. Selain seorang tewas, 11 penonton terluka saat berusaha memasuki Stadion Mandala, Jayapura. Lima petugas keamanan juga terluka pada pertandingan yang dimenangi tim tamu Persiwa dengan skor 0 - 1 itu.
Peristiwa yang tidak kalah memalukan, akibat infrastruktur yang belum jelas dalam membangun stadion. Kembali dikejutkan oleh masalah administrasi PSSI yang amburadul, padahal saat ini sudah memasuki zaman profesional serta jaman milenium ketiga yang serba berteknologi tinggi.
Keterlambatan mengirimkan dokumen tim yang dilakukan PSSI mengakibatkan dicoretnya Arema Malang dan Persipura Jayapura dari peserta Liga Champions Asia 2006.Memalukan! Itu mungkin kata yang paling tepat untuk menggambarkan peristiwa yang untuk pertama kalinya terjadi ini. Dua wakil Indonesia dicoret dengan alasan tidak profesional dalam hal administratif.
"Federasi dan klub yang tidak profesional tidak boleh menjadi peserta kompetisi di Asia. Tidak ada tempat bagi mereka yang berperilaku amatir," tegas Presiden AFC Mohammed bin Hammam mengenai pencoretan Arema dan Persipura serta dua klub asal Thailand.
Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas pencoretan itu, PSSI dan BLI tentunya harus segera bersikap. Untuk pertama kalinya sejak lahirnya BLI, Liga Champions Asia yang biasanya menjadi tanggung jawab PSSI sebagai federasi, diambil alih badan yang
seharusnya hanya mengurusi Kompetisi Divisi Utama dan Divisi I itu.
PSSI dan BLI telah menghilangkan kesempatan Arema dan Persipura untuk menunjukkan kekuatannya dalam persaingan di tingkat Asia. Meski lawan yang akan dihadapi berat, setidaknya kedua klub itu sangat berhak untuk menjadi bagian dari kejuaraan yang mempertemukan klub-klub juara di Asia. Arema memperoleh tiket setelah menjuarai Copa Dji Sam Soe Indonesia 2005 dan Persipura Jayapura sebagai juara Liga Djarum Indonesia 2005.
Namun, hingga kini, bentuk pertanggungjawaban dari PSSI dan BLI tak kunjung ada, selain pengakuan bersalah dari Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes. Padahal, tanggung jawab terbesar terletak di pundak dua orang Andi Darusalam Tabusalla dan Barry Sihotang yang mendapat surat tugas dari Ketua BLI Nirwan Bakrie untuk menjadi laison officer (LO), penghubung antara AFC dan klub.
Akhirnya, dua pengurus Badan Liga Indonesia yang dianggap lalai dalam kasus Arema Malang dan Persipura Jayapura, Andi Darussalam Tabusalla dan Barry Sihotang, mendapat sanksi berbeda dari PSSI. Tabusalla yang menjabat Direktur BLI dapat teguran keras, sementara Barry harus mundur. Keputusan sanksi yang berbeda untuk dua pengurus BLI itu diumumkan Ketua Harian PSSI Agusman Effendi, Senin, 27 Maret.
Mengubah peraturan tampaknya sudah menjadi kebiasaan otoritas sepak bola Indonesia. Kali ini, kompetisi sepak bola Liga Indonesia 2006 berlangsung tanpa degradasi, seperti yang pernah dialami di musim 2004. Bencana alam gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah dijadikan alasan oleh PSSI dan Badan Liga Indonesia (BLI) untuk menghilangkan degradasi dalam rapat yang diadakan, Jumat 9 Juni. Dalam pertemuan itu, dari BLI hadir Nirwan Bakrie, Andi Darusalam Tabusalla, Andi Soma, dan Joko Driyono, sementara PSSI diwakili Subardi.
Keputusan ini jelas-jelas membunuh pembinaan, karena filosofi kompetisi itu adalah pembinaan, sedangkan bencana seharusnya adalah sebuah masalah yang bisa dikompromikan, misalnya dengan menunda. Namun, lagi-lagi krisis pemimpin dalam organisasi ini, benar-benar mencoreng sepak bola Indonesia. Termasuk di dalam sponsor utama Djarum yang sudah memberi nilai bisnis hilang begitu saja.
Pelatih Persija Jakarta Rahmad Dharmawan mengatakan, bencana alam semestinya tidak dijadikan alasan mengorbankan kompetisi. "Bukan tidak berempati pada PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman. Kami sangat berempati. Tetapi, jalan keluarnya bukan berarti harus menghilangkan degradasi," kata Rahmad.
Walaupun, kompetisi sudah diputuskan tanpa degradasi, namun partai final tetap berlangsung. Untuk kedua kalinya, Persik Kediri memboyong Piala Presiden ke Kediri, setelah menjungkalkan PSIS Semarang, di final Liga Djarum Indonesia 2006, yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Minggu, 30 Juli, berkat gol tunggal striker Christian Gonzales di menit ke-108.
Bagi Christian Gonzales, gelar ini sebetulnya sangat komplit, selain timnya juara, dirinya meraih gelar pencetak 29 gol terbanyak. Sayangnya, sosoknya ternoda dengan hukuman dari PSSI dengan kena skorsing lima (5) pertandingan dan denda Rp 10 juta atas ulahnya menanduk pemain PSIS Semarang, Emanuelle de Porras, di final, kebetulan ketahuan secara jelas oleh wasit Jimmy Napitupulu. Seusai pertandingan, Gonzales meminta maaf atas ulahnya itu.
KLASEMEN
Wilayah Barat
1.Arema (Malang) 26 13 8 5 39-17 47
2.Persija (Jakarta) 26 13 8 5 26-16 47
3.PSIS (Semarang) 26 13 5 8 33-27 44
4.Persekabpas (Pasuruan) 26 12 6 8 35-27 42
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5.PSMS (Medan) 26 12 3 11 31-27 39
6.Sriwijaya FC (Palembang) 26 8 10 8 29-24 34
7.Persikota (Kabup. Tangerang) 26 9 7 10 34-37 34
8.Persitara (Jakarta Utara) 26 10 4 12 29-34 34 [*]
9.Persijap (Jepara) 26 8 9 9 25-27 33
10.Persita (Tangerang) 26 8 8 10 25-30 32
11.Semen Padang 26 8 6 12 20-24 30
12.Persib (Bandung) 26 7 8 11 23-30 29
----------------------------------------------------------
13.PSDS (Lubuk Pakam) 26 8 5 13 32-41 29
14.PSIM (Yogyakarta) 26 7 5 14 23-43 26
Wilayah Timur
1.Persmin (Minahasa) 26 16 2 8 37-26 50
2.Persik (Kediri) 26 14 5 7 53-24 47
3.PSM (Makassar) 26 12 6 8 44-32 42
4.Persiba (Balikpapan) 26 12 5 9 35-28 41
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5.Persiwa (Wamena) 26 11 7 8 34-34 40
6.Persela (Lamongan) 26 10 8 8 23-23 38
7.Persema (Malang) 26 11 3 12 39-37 36
8.Persipura (Jayapura) 26 9 8 9 27-23 35
9.Persiter (Ternate) 26 10 5 11 33-34 35
10.PKT (Bontang) 26 10 5 11 33-42 35
11.Persibom (Kotamobagu) 26 9 6 11 35-46 33
12.Delta Putra Sidoarjo 26 9 5 12 35-32 32
----------------------------------------------------------
13.PSS (Sleman, Yogyakarta) 26 6 5 15 18-40 23
14.Persegi (Mojokerto) 26 5 6 15 24-49 21
Wilayah I (Barat) Stadion Manahan, Solo
Persik (Kediri) 3 2 1 0 4- 1 7
PSIS (Semarang) 3 2 0 1 3- 3 6
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Arema (Malang) 3 1 0 2 3- 2 3
Persiba (Balikpapan) 3 0 1 2 0- 4 1
Wilayah II (Timur) Stadion Petrokimia, Gresik
Persekabpas (Pasuruan) 3 2 1 0 10- 4 7
Persmin (Minahasa) 3 0 3 0 4- 4 3
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Persija (Jakarta) 3 0 2 1 1- 3 2
PSM (Makassar) 3 0 2 1 3- 7 2
SEMIFINAL
Stadion Manahan, Solo
Kamis 27 Juli
Persik Kediri vs Persmin Minahasa 3 - 1
Christian Gonzales (18), Khusnul Yuli Kurniawan (25), Ebi Sukore (75), Jorge Toledo (69pen)
Persekabpas Pasuruan vs PSIS Semarang 0 - 1
(Imral Usman 10)
FINAL
Stadion Manahan, Solo
Minggu 30 Juli
Penonton 25,000
Persik Kediri vs PSIS Semarang 1 - 0
Christian Gonzales (109)
Wasit Jimmy Napitupulu (Jakarta Selatan)
Kartu Kuning : Jefry Dwi Hadi (Persik, 17), Danilo Fernando (Persik, 54), Khusnul Yakin (PSIS, 79)
Kartu Merah Christian Gonzales (Persik, 109)
PERSIK Kediri
27-Wahyudi, 6-Suroso, 4-Aris Indarto, 14-Leonardo Gutierrez, 12-Harianto (c), 88-Danilo Fernando, 8-Jefry Dwi Hadi (19-Suswanto 55), 23-Ebi Sukore, 25-Khusnul Yuli; 10-Christian Gonzales, 13-Budi Sudarsono (7-Bertha Yuwana 116)
Pelatih Daniel Roekito
PSIS Semarang
12 Komang Putra, 5-Maman Abdurrahman, 25-Foffe Kamara, 27-Zoubairou Garba (16 Deni Rumba 113); 23-M. Ridwan, 10-G.H Ortiz, 24-Suwita Patha, 9-Indriyanto Nugroho (15-Miguel Angel Dominguez 54), 17-Harry Salisburi, 20-Emanuel de Porras (c), 7-Imral Usman (21-Khusnul Yakin 64)
Pelatih Bonggo Pribadi;
TOPSKOR
25 Christian Gonzales (Persik Kediri)
15 Rahmat Rivai (Persiter Ternate)
12 Cristian Carrasco (Cile, Persipura Jayapura)
11 Daniel Campos (Cile, Persmin Minahasa)
Boakai Edi Foday (Liberia, Persiwa Wamena)
Camara Fode (Guienia, PKT Bontang)
Hilton Moreira (Brasil, Deltras Sidoarjo)
10 Cristian Armendariz (Argentina, Persibom Bolman Mongondow)
Fabio Marcos (Brasil, Deltras Sidoarjo)
Boaz Solossa (Persipura Jayapura)
PEMAIN TERBAIK
Maman Abdulrahman (PSIS Semarang)
Disadur Dari : https://www.facebook.com/pages/Cocomeo-News/147995238566016 ( Thanks om Toro)
This is a very interesting read.
BalasHapusPermainan Sabung Ayam Online di Agen BOLAVITA , dengan minimal deposit hanya Rp 25.000 saja , dan minimal betting hanya Rp 10.000 saja sudah bisa mainkan permainan Sabung Ayam
BalasHapushttp://agensabungayam.logdown.com/post/7917520-ayam-bangkok-taiwan-paling-mematikan
Produk Kami Judi Sabung Ayam Online S128, SV388.
https://www.sateayam.biz/
https://m1.hj128.pw
Daftar Sabung Ayam sv388
Daftar Sabung Ayam Online S128
Agen Sabung Ayam Online Bolavita Banyak Bonus dan Promo Mari Bergabung :
Promo Sabung Ayam Terbaru 8x Win Beruntun.
Bolavita Bisa Deposit Via OVO & GO-Pay.
Sabung Ayam Deposit Via Pulsa XL & TSEL 25rb.
Promo Promo BOLAVITA
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita