Tahun 2007, Badan Liga Indonesia (BLI) sudah ancang-ancang sekaligus mencanangkan 7 butir yang wajib disiapkan
dan menjadi prioritas oleh semua anggota Indonesia Super League yang
baru saja digagas oleh FIFA, agar bisa disosialisasikan oleh AFC badan
induk sepak bola kawasan Asia. Sedangkan, tahun 2008 ini, AFC sudah
mewajibkan setiap Negara, wajib memutar roda kompetisi kasta tertinggi
dengan 18 tim dengan lebel super liga, dengan konsep profesional
sekaligus tidak diperbolehkan meraup dana subsidi dari pemerintah alias
dana APBD.
Tujuh program prioritas itu meliputi perwasitan
(kualifikasi, integritas); pelatih (kualifikasi, personalitas); pemain
asing (kualifikasi); manajemen tim (profesional); panitia pelaksana
(terdidik); bisnis kompetisi (kontrak, implementasi); dan penegakan
hukum (berwibawa, adil,
mendidik). Namun, ternyata harus diakui,
implementasi 7 program prioritas ini masih jauh panggang dari api, jauh
realisasi dari rencana. Banyak sekali factor-faktor yang ikut
mempengaruhi.
Setiap tim peserta super liga harus merupakan
klub profesional sesuai ketentuan FIFA dan AFC. Konsekuensinya, klub
peserta tidak boleh bergantung pada sumbangan pihak ketiga, termasuk
APBD daerah. Hal ini menjadi masalah besar bagi sebagian besar klub
karena saat itu hanya Arema Malang dan Pelita Jaya yang dinilai sebagai
klub profesional penuh tanpa APBD.
Otomatis, akan mempersulit
setiap anggotanya untuk berkiprah di kasta tertinggi super liga. Selain
itu, ada masalah lain yang mengancam kelangsungan super liga, misalnya
standardisasi stadion sesuai standar yang diberikan Badan Liga Indonesia
(BLI). BLI juga sempat mengharuskan pelatih yang menangani tim-tim
peserta super liga harus berlisensi A AFC (bukan A nasional). Meski
demikian akhirnya BLI memberi toleransi yang memperbolehkan pelatih
berlisensi B boleh membesut tim super liga dengan durasi masa
kepelatihan hanya semusim.
Dari 18 klub yang diverifikasi oleh
BLI, ada dua tim yang dipastikan tidak bisa mengikuti superliga, karena
tidak bisa memenuhi lima aspek verifikasi BLI, yaitu Persiter Ternate
dan Persmin Minahasa. Untuk mengisi dua tim yang tidak lolos verifikasi
itu ada tujuh tim dari Divisi Utama yang akan bersaing untuk
memperebutkan jatah Persiter dan Persmin. Ketujuh tim tersebut adalah,
Bontang PKT, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persikabo
Bogor, Semen Padang dan Persis Solo.
Setelah melalui proses
verifikasi terhadap tujuh tim dari Divisi Utama ini, akhirnya dua tim
yang berhak menggantikan posisi Persiter dan Persmin ini diumumkan pada
tanggal 16 Juni 2008, yaitu Bontang PKT dan PSIS Semarang. Kedua tim ini
memiliki point tertinggi dari lima aspek verifikasi BLI. Selain itu
berdasarkan rapat pada tanggal 13 Juni 2008, menghasilkan keputusan
bahwa Liga Super Indonesia 2008 tetap diikuti oleh 18 tim meski sempat
ada perdebatan mengenai pelangsungan LSI 2008 meski dengan 16 tim.
PSMS Medan sempat terancam dibatalkan dari keikutsertaannya di LSI 2008
karena masalah internal klub yang cukup pelik. Perwakilan dari BLI
membenarkan berita tersebut, dan menyebutkan bahwa LSI 2008 tetap akan
dimulai pada hari Sabtu, 12 Juli 2008 tanpa menyebutkan konsekuensinya,
bila BLI memutuskan untuk menggagalkan keikutsertaan PSMS di LSI 2008.
Namun pada akhirnya PSMS tidak jadi mengundurkan diri dari LSI 2008.
Maka, muncullah sosok anak baru bernama Prof. Dr. Sihar Sitorus, sebagai
penannggungjawab PSMS Medan di ISL 2007 – 2008.
APBD DIJADIKAN “BANCAK’AN”
Saat perkawinan antara Galatama dan Perserikatan di jaman Azwar Anas
sebagai ketum PSSI, musim 1994 – 1995, semua perangkat sebagai wadah
organisasi berbasis bisnis dan professional, tidak pernah disentuh,
kalau tidak mau dikatakan dicuekin oleh pengurus PSSI jaman itu.
Mengapa?
Hasil, peninggalan perkawinan yang dipaksakan itu,
akhirnya berbuah sebuah ‘simalakala’ yang naïf dan cenderung parah.
Bayangkan, sebuah wadah bond yang awalnya sebagai alat perjuangan bangsa
saat merebut kemerdekaan, disamaratakan oleh klub seperti Arema Malang
atau Pelita Jaya yang didirikan oleh individu atas dasar ingin berbisnis
di sepak bola. Sehingga, sampai hari ini, tidak akan pernah ketemu
‘benang merah’-nya agar menjadi elegan.
Pada saat bond-bond itu
dipimpin oleh stakeholder dengan jabatan bupati, walikota dan gubernur
akhirnya ‘memlintir’ kebijakan-kebijakannya, dengan merujuk
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005, tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
terutama Pasal 69
Ayat (1) dan Pasal 71 Ayat (1) dan (2).
Pasal 69 Ayat (1) berbunyi: Pendanaan keolahragaan menjadi tanggung
jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Sementara Pasal 71 Ayat (1): Pengelolaan dana keolahragaan dilakukan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas publik. Ayat (2), Dana keolahragaan yang dialokasikan dari
Pemerintah dan pemerintah daerah, dapat diberikan dalam bentuk hibah
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Sementara itu,
untuk membangun klub profesional, dalam undang-undang dasar FIFA, bahwa
setiap klub yang ingin membangun bisnisnya di sepak bola, wajib
menggalang dana secara pribadi sesuai kapasitasnya sebagai individu, dan
membangun manajemen professional sesuai garis besar haluan cara-cara
bisnis investasi, berbasis jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Ini dua hal yang berbeda, namun dari para stakeholder mencoba
menggunakan undang-undang, dengan tujuan untuk ‘korupsi’, sementara
wadah kompetisi sepak bola profesional, basis bisnisnya murni, yang
awalnya wajib investasi dan memiliki modal jangka pendek hingga jangka
panjang. Dua cara pandang inilah yang nantinya akan berdampak angat
negatif bagi perkembangan sepak bola modern.
Walikota Bandung,
Dada Rosada, salah satu stakeholder yang paling ngoto kucurkan APBD-nya,
dengan a;asan-alasannya sesuka jidatnya untuk dijadikan “bancak’an”
atau ‘rayahan’ secara bareng-bareng. Dada seolah-olah memang ingin
berlindung di bawah pasal-pasal ini untuk melanggengkan kucuran dana
APBD kepada klub-klub sepak bola, yang konon mengaku profesional.
Seolah-olah, tak ada salahnya tiap tahun miliaran dana hasil keringat
masyarakat yang dibayarkan melalui macam-macam pajak digelontorkan
begitu saja kepada tim sepak bola, yang mengaku klub (padahal aslinya,
bond).
SAPU BERSIH PENGHARGAAN
Dalam kondisi semua tim
masih compang-camping menyiasati cari dana untuk berkompetisi, 18
anggota Djarum Indonesia Super League musim 2008 – 2009 akhirnya digelar
serentak. Persipura Jayapura, untuk pertama kalinya dalam kompetisi
kasta tertinggi di Indonesia, mampu meraih banyak kemenangan di luar
kandang, yaitu 9 kali menang dan tiga kali seri saat away. Prestasi ini
sepertinya versi CN sulit akan ditandingi oleh tim manapun dalam waktu
lama. Ini rekor yang benar-benar jenius bagi tim ‘Mutiara Hitam’.
Yaitu, PSMS Medan vs Persipura 0 – 1, Pelita Jaya vs Persipura 0 – 1,
PKT Bontang vs Persipura 2 – 4, Persiba Balikpapan vs Persipura 1 – 2,
Persela Lamongan vs Persipura 1 – 3, Arema Malang vs Persipura 0 – 5,
Persita Tangerang vs Persipura 1 – 2, Persijap Jepara vs Persipura 2 –
4, Persija Jakarta vs Persipura 1 – 3, serta tiga kali mencuri satu
angka (seri) melawan PSM Makassar vs Persipura 1 – 1, dan Persib Bandung
vs Persipura 1 – 1, Persitara Jakarta Utara vs Persipura 3 – 3.
Dari hasil partai tandang tersebut, Persipura Jayapura mampu meraih
point telak banget dari dari Sembilan kemenangan yaitu 27 point, plus 3
point dari hasil seri. Ini bukan semata-mata karena semua lawan-lawannya
lemah, namun karena pasukan ‘Mutiara Hitam’ ini memang memiliki mental
juara, semenjak meraih gelar juara Liga Indonesia 2005, saat dipoles
Rahmad Darmawan.
Formasi terbaik yang pernah dimiliki oleh
pasukan Jacksen F Tiago ini, benar-benar sebuah formasi paling dahsyat
sepanjang Persipura berlaga di ISL atau pun Liga Indonesia sebelumnya.
Di mistar gawang, Jendri Pitoy, ditopang kwartet belakang kombinasi dari
Ricardo Salampessy/Ortizan Salossa, Jack Komboy, Victor Igbonefo, Bio
Paulin. Kemudian trio gelandang mautnya adalah Eduard Ivakdalam
(kapten), Gerald Pangkali/Immanuel Wanggai, Heru Nerli/Ian Louis Kabes.
Sedangkan trio maut penjebol gawangnya terdiri Alberto Goncavas, Ernest
Jeremiah, Boaz Salossa.
Bahkan, dari hasil akhir klasemen saja,
bisa dilihat, bahwa musim 2008 – 2009 itu Persipura Jayapura
‘Superior’, selisih Persipura point 80 dengan runnerup Persiwa Wamena
66, atau sekitar 14 point memperlihatkan betapa haus gol bagi trio
striker dari Papua ini. Dari 80 gol yang dihasilkan, Boaz 28 gol, Beto
23 gol dan Ernesrt 16 gol – total ketiganya 67 gol, sedangkan sisanya 13
gol milik pemain lainnya, sungguh luar biasa.
Dan, puncaknya –
Boaz selain meraih topskor, juga digelontorkan gelar sebagai pemain
terbaik, sedangkan pelatihnya Jacksen F. Tiago merebut gelar sebagai
pelatih terbaik musim 2008 – 2009.
KLASEMEN
1.Persipura Jayapura 34 25 5 4 81-25 80
2.Persiwa Wamena 34 21 3 10 57-32 66
3.Persib Bandung 34 20 6 8 63-40 66
4.Persik Kediri 34 16 7 11 53-46 55
5.Sriwijaya FC Palembang 34 15 9 10 60-45 54
6.Persela Lamongan 34 16 6 12 41-35 54
7.Persija Jakarta 34 15 8 11 61-48 53
8.PSM Makassar 34 13 12 9 42-44 51
9.Pelita Jaya Bandung 34 14 7 13 36-35 49
10.Arema Malang 34 13 8 13 40-42 47
11.Persijap Jepara 34 12 10 12 42-40 46
12.Persiba Balikpapan 34 13 7 14 40-42 46
13.PKT Bontang 34 9 10 15 43-54 37
14.Persitara Jakarta Utara 34 9 9 16 41-50 36
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
15.PSMS Medan 34 6 13 15 41-54 31 Playoff
----------------------------------------------------------
16.Deltas Sidoarjo 34 7 8 19 30-55 29
17.Persita Tangerang 34 6 7 21 26-65 25
18.PSIS Semarang 34 4 9 21 17-62 21
PROMOSI
Persisam Samarinda
Persema Malang
PSPS Pekanbaru
Persebaya Surabaya (menang play off) atas PSMS Medan
DEGRADASI
Deltras Sidoarjo
Persita Tangerang
PSIS Semarang
PSMS Medan (kalah play off ) atas Persebaya Surabaya
TOPSKOR
28 Boaz T. Erwin Salossa (Persipura Jayapura)
Cristian Gerard Alfaro Gonzales (Uruguay, Persib Bandung)
23 Alberto Goncalves da Costa (Brasil, Persipura Jayapura)
22 Claude Parfait Ngon A Djam (Kamerun, Sriwijaya FC)
19 Bambang Pamungkas (Persija Jakarta)
17 Cristiano Lopes Figueiredo (Brasil, Pelita Jaya, Purwakarta)
Talaohu Abdul Musyafry (Persiba Balikpapan)
16 Greg Nwokolo (Nigeria, Persija Jakarta)
Marcio Souza da Silva (Brasil, Persela Lamongan)
Ernest Jeremiah Chukwuma (Nigeria, Persipura Jayapura)
PEMAIN TERBAIK
Boaz T. Erwin Salossa (Persipura Jayapura)
PELATIH TERBAIK
Jacksen F Tiago (Brasil, Persipura Jayapura)
Sumber : https://www.facebook.com/pages/Cocomeo-News/147995238566016
JUAL TUYUL ANAK BUTA KELLING
BalasHapusJUAL TUYUL ANAK BUTA KELLING - HUBUNGI KAMI DI NO HP. – 082-369-439-555
atas nama KI ARIB WIDODO anda butuh pasugihan adopsi tuyul hub segera di no 082-369-439-555
assalamualaikum wr, wb.KI saya:PAK JOKO .dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2
terimakasih kepada KI ARIB WIDODO atas angka togel yang di
berikan “4D” alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat
bantuan KI ARIB WIDODO saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang
ada di BANK dan bukan hanya itu KI alhamdulillah sekarang saya
sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya
sehari2. itu semua berkat bantuan KI ARIB WIDODO sekali lagi makasih banyak
yah KI … yang ingin merubah nasib seperti saya hubungi KI ARIB WIDODO di
nomor: (((_082-369-439-555_)))
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan…sendiri….
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1″Dikejar-kejar hutang
2″Selaluh kalah dalam bermain togel
3″Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4″Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5″Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus aza…KI ARIB WIDODO akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
butuh angka togel 2D_3D_4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI ARIB WIDODO DI NO: (((_082-369-439-555_)))
angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/
angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/
angka GHOIB; laos