Jumat, 22 Maret 2013

Kemunduran Nilai Moral Yang Tidak Bisa Dihindari (Part 1)



       Saat ini dalam kehidupan sehari-hari di media masa sering kita jumpai pemberitaan tentang    tindakan amoral seperti kasus pemerkosaan, dan video porno yang dilakukan oleh siswa SMA ataupun SMP. Hal ini disebabkan oleh dampak maraknya video porno yang merebak di media masa saat ini seperti kasus dugaan video porno Ariel, Luna, dan Cut Tary. Bedasarkan data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (2010) bahwa 97 persen remaja SMP dan SMA melakukan ciuman, dan lebih memprihatinkan lagi bahwa 62,7 persen remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2 persen remaja SMP mengaku pernah melakukan Aborsi. data-data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak ini menunjukkan parahnya kondisi moral para generasi muda.

       Pornografi merupakan salah satu contoh dari tindakan amoral yang saat ini sering terjadi dikalangan pelajar, namun disamping itu masih banyak kasus lainnya  seperti tawuran pelajar antar sekolah, penggunaan narkotika, dan pencurian. Apabila kasus-kasus seperti ini sudah kian merebak dalam masyarakat, dan menghancurkan sendi-sendi moral dan integritas generasi penerus bangsa. Ada apa dengan bangsa ini ? Apa yang terjadi dengan generasi muda kita ? Apakah anak didik kita tidak lagi terdidik ? Banyak pihak menanggapi fenomena di atas.

 “Problem Kenakalan Remaja”

Berikut ini sekelumit tentang nasib moral anak sekolah sekarang dan sangat berbeda sekali dengan anak sekolah dulu :

1.  Kulihat sekitarku anak-anak SD saja tak adalagi yang mau pergi kesawah untuk membantu orangtuanya bahkan waktu libur mereka habiskan waktu mereka diwarnet main game online atau chating-an dijejaring sosial facebook dan twitter.

2.  Apalagi mereka yang sudah SMA kebanyakan mungkin hobinya main motor kesana kemari sambil ngebut mengganggu lalu lintas jalan raya, kalau nabrak orang baru tahu rasa. Tapi tidak kapok mungkin kalau udah tewas baru kapok. Kapok dunia akhirat kalau begitu caranya.

3.  Kalau tidak yang nongkrong dijalanan, lalu ada lagi yang sepulang sekolah bukannya langsung pulang langsung belajar tapi mampir dulu ketempat PS (tempat main game) kalau tidak ya, nongkrong sambil membawa bekal  rokok walau rokok tegesan / bekas untuk mereka isap sambil pamer orang dijalan biar dibilang jagoan, lebih tepat dibilang ayam jago nyasar

4.  Sebagian lagi dari murid sekolah itu sehabis sekolah adalah hobinya Nonton TV kalau nggak ya main Hp atau internet-an dan main facebook, sambil berburu cewek, untuk diburu dijadikan pacar sehingga mendapat gelar status “Berpacaran” baik difacebook maupun disekolahnya, dengan rasa bangga tanpa rasa malu. 

5.  Bagi  mereka yang hobi POINT BLANK atau game online bukan pulang sekolah tapi mampir dulu kewarnet karena ambisi mereka memenangkan game. (Sebenarnya tidak lain tujuan mereka main game hanyalah anak-anak itu ingin memenangkan pertempuran semu dan naik pangkat dari prajurit tempur semu menjadi kolonel semu atau menjadi komandan dalam sebuah permainan perang diduniamayadsb,) hal itu mungkin menarik sekali bagi anak-anak karena masa itu (remaja) mereka ingin menunjukkan jati diri atau kelebihannya kepada teman atau lingkungannya akan tetapi tidak terarah dengan baik, sehingga waktu mereka yang harusnya untuk belajar terbuang sia-sia

6.  Kemungkinan dampak buruk lainnya adalah siswa tersebut malas belajar dan tidak naik kelas. Dan tentu saja ada yang dampak buruk yang lebih berbahaya dari internet adalah seperti facebook-an untuk cari cewek (pacaran) atau lihat video porno, sehingga makhluk bermental labil (remaja) tanpa sadar bisa meniru-niru adegan tersebut dengan pacarnya karena tontonan setan tersebut mudah diteladani daripada nasehat yan baik, bahkan sampai rela merebut kehormatan adiknya atau temannya, benar-benar memprihatinkan. 

7.  Dan begitu juga yang cewek bukannya mereka itu habis sekolah  bukannya langsung pulang kerumah tapi mejeng dulu sama teman laki-lakinya / pacarnya, dengan bangganya tanpa rasa malu, jika diciduk aparat mereka hanya bisa menunduk seperti "kethek ketulup" (kera yang abis kecebur sungai), benar-benar sangat ironis inikah hasil pendidikan di Indonesia yang katanya bangsa yang berbudi luhur dengan khas budaya ketimurannya. 

8.  Dan ada yang lebih parah mereka yang melakukan adegan tawuran sampai menimbulkan korban jiwa, ada juga yang melakukan Adegan mesum seperti apa yang mereka tonton di VCD porno, atau Video porno. dengan beratribut “Putih-abuabu” bahkan ada juga yang masih beratribut “putih-birutua”, dan yang lebih parah adalah justru kebanyakan mereka itu dilakukan mahasiswa-mahasiswi perguruan tinggi yang seharusnya jadi panutan yang baik bagi adik-adik kelas mereka yang masih duduk dikelas lanjutan. Dan pernah ada cerita walaupun tidak sampai terekspos kemedia massa mungkin yang melakukan adegan tersebut adalah salah satu mahasiswa-mahasiswi sebuah universitas islam. 

9.  Buktinya dari point diatas adalah apa saja yang sekarang ini marak beredar di Internet maupun media massa tentang tindak asusila dan kenakalan remaja, sehingga pantaslah kalau generasi muda sekarang ini dikambing hitamkan dengan topik utama kerusakan moral remaja padahal yang salah juga adalah pihak-pihak terkait dengan mereka, yang tidak mau bertanggung jawab dan kurang memperhatikan perkembangan dan perkembangan fisik dan mental mereka yang mudah bergolak.

10.  Salah satu faktornya adalah perhatian orangtua yang kurang, begitu juga perhatian guru disekolah yang kurang mengajari mereka pendidikan “berkarakter islam”, dan hanya mengotak-atik tanpa henti pendidikan umum yang khas dengan hafalan-hafalan dan memecahkan soal dengan rumus-rumus, dengan harapan siswanya semuanya jebol (saya tak mau mengatakan LULUS karena hanya lulus-lulusan)  dari sekolah dengan nilai melebihi KKM / standar nilai kelulusan yang tinggi tanpa memeperhatikan pendidikan-pendidikan yang lebih penting bagi mereka yaitu pendidikan mental dan spiritual sehingga mereka Lulus dalam pendidikan umum juga pendidikan budi pekertinya / Akhlaqnya. 

11.  Bahkan ada sekolah yang hanya demi popularitas mereka supaya mendapat gelar “sekolah yang berhasil meluluskan siswanya seratus persen”, rela mengorbankan kehormatan mereka supaya siswanya lulus semua dengan memberi kunci jawaban yaitu dengan kompromi / negosiasi pihak-pihak calo-calo keparat untuk memperoleh kunci jawaban soal yang diujikan. 

Inikah Fenomena Akhir Zaman, Yang salah dibenarkan yang benar disalahkan

Memang teknologi sekarang ini lebih banyakmenimbulkan dampak negatif dalah satu contohnya adalah kemajuan teknologi informasi dengan alat yang di sebut HP atau telepon genggam dahulu hp tidak secanggih sekarang ini dan fungsinya hanya untuk alat komunikasi dan yang mempunyai alat ini hanya orang tertentu, tapi kita bisa lihat sekarang jarang orang tidak punya alat ini dari anak yang masih balita sampai orang tua lapuk yang sudah bau tanah . 

Hp yang sekarang karena kecanggihan teknologi dapat digunakan multifungsi dengan dengan fitur yang semakin canggih seperti kamera , pemutar music, dan fitur yang semakin mengarahkan pelencengan funsi utamanya yaitu untuk alat komunikasi malah beralih menjadi media hiburan tak terbatas,lebih parah lagi banyak disalah gunakan seperti untuk menonton porno, pacaran lewat HP, bisnis gelap dan banyak yang tidak bisa disebutkan karena mungkin terlau banyak efek negatif daripada positif.

Perjuangan manusia didunia ini tidak mudah untuk mencapai akhir yang indah. Gaya hidup “cinta kemewahan dunia dan takut datangnya mati” melanda umat manusia jaman ini. Belum lagi dari PS (playsatation) yang membuat siswa semakin malas belajar, TV, internet, media massa/majalah mempromosikan sinetron dan iklan-iklan yang mengajari gaya hidup serba galmour dan mewah sehingga menjadi pendamba dunia dan melupakan akhirat dan lain sebagainya, hal itu semakin menambah kehancuran moral bangsa ini. sehingga tanpa kita sadari bencana dari dalam (kerusakan moral) maupun dari luar (rusaknya alam) merupakan akibat dari ulah kita sendiri. 
memang takkan ada akhir untuk menjelaskan tulisan ini tapi mari dengan uraian yang hanaya sekelumit ini menyadarkan kitasupaya jangan terlau menggantungkan diri dengan teknologi carilah gaya hidup yang bermanfaat
“segalanya takkan menjadi baik kecuali dimulai kita sendiri yang berusaha mengubahnya” .

Mengutip sedikit dari blog tetangga , terima kasih http://dulrohman.blogspot.com/2009/01/bagaimana-nasib-ketapel.html


Kritik terhadap sistem pendidikan dan pembelajaran pun dilayangkan. Pendidikan kita dinilai terlalu menonjolkan kognisi tetapi minus emosi dan moral. Sebagian bahkan menilai pendidikan kita terkesan mekanistik, hafalan, dan mematikan kreativitas siswa. Alih-alih membenahi moral, membuat siswa pintar saja tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar