Sabtu, 21 Desember 2013

Wow! Spesies Unik di Sungai Amazon, Brazil

Hutan hujan Amazon terletak di Amerika Selatan. Ia sangat terkenal selepas Sungai Amazon, yang mana merupakan sungai terbesar di dunia.

Amazon, sungai ini bisa dibilang cukup fenomenal. Ada kisah yang unik yang tentang Sungai Amazon. Menurut suku asli Amazon, sungai ini terbentuk karena ulah seekor Anaconda yang sangat besar yang bernama Sucuritzu Gigante. Anaconda biasa, hanya berukuran 10 meter, namun Sukuritzu bisa mencapai panjang 40 meter, berdiameter 80 cm, dan berat sekitar 4 ton! Wah, besar banget tuh! Dan sungai Amazon, dulu, adalah lokasi tempat keluarnya Sucuritzu-sucuritzu yang berukuran sangat besar itu. Namun, hujan lebat membuat adanya lumpur di lokasi itu. Mungkin lumpur itulah yang kini menjadi sungai Amazon.

Arapaima / Piracuru
Ikan ini merupakan ikan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari perairan Amerika Selatan. Bobot ikan ini bisa mencapai 200 Kilogram dengan panjang tubuh 3 meter. Tapi, saat ini sudah sangat jarang dijumpai ikan Arapaima yang panjangnya melebihi 2 meter, karena ulah usil para penangkap ikan yang mengekspor dagingnya.


Piranha
Siapa yang tidak mengenal ikan yang satu ini. Tampangnya yang sangat seram, membuat kita enggan untuk melihatnya. Apalagi ikan ini memiliki gigi yang tajam dan merupakan pemakan daging yang lihai! Tapi, Piranha juga tidak sebahaya yang ada di film-film Hollywood. Piranha juga bisa menjadi ikan peliharaan di akuarium di rumah Anda. Berminat?
Candiru
Ikan ini masih sejenis dengan lele. Tapi, ikan ini merupakan ikan yang paling ditakuti oleh penduduk lokal Amazon, melebihi Piranha! Ikan ini hanya berukuran sekitar 1 inci, berbentuk seperti belut dan transparan, sehingga sangat sulit kelihatan di air. Ikan ini adalah ikan parasit yang masuk ke celah-celah insang ikan lain. Yang membuat ikan ini sangat berbahaya bagi manusia adalah, ikan ini menyukai air seni dan darah. Jadi, kalao ada perenang yang berenang di dekat ikan ini, maka ikan itu akan masuk melalui alat vital manusia, bisa melalui Vagina atau Penis (maaf).  Dan untuk mengambil ikan Candiru itu dari tubuh kita, harus dilakukan operasi!
Lele Amazon
Dari 2.800 spesies ikan yang ada di Amazon, hampir setengahnya adalah ikan lele. Bahkan lele raksasa juga bisa ditemukan di Amazon!
Belut Listrik
Belut ini bisa menghasilkan tegangan listrik hingga mencapai 650 volt!
Katak Beracun
Katak ini beracun karena di sepanjang tubuhnya terdapat lendir beracun. Penduduk setempat dengan sangat hati-hati memanfaatkan lendir beracun tersebut untuk dioles ke anak panah mereka. Bahkan, katanya katak ini sanggup membunuh manusia dengan hanya satu sentuhan saja!
Ulat Beracun
Bentuknya seperti ulat bulu. Tapi, di bulu-bulu tersebut, terdapat racun dan bisa menyebabkan kematian bagi orang yang menyentuhnya! Racun ini menyebabkan darah kita sukar membeku dan menurunkan tekanan darah kita secara drastis.

Tyrannobdella Rex
Hewan ini adalah sejenis lintah. Keunikan dari lintah ini adalah memiliki sebaris gigi yang terdiri dari 8 gigi. Biasanya lintah ini mengisap darah di hidung inangnya.  Karena ukurannya yang kecil, lintah ini sangat sulit kelihatan jika sudah memasuki hidung, dan bisa menyebabkan rasa sakit kepala yang luar biasa.

Jembatan Nabi Musa di Belanda

Tentu Anda masih ingat kisah Nabi Musa yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk membelah Laut Merah sekaligus menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya.

Menjadikan kejadian itu sebagai ilham serta pedoman bagi seluruh umat manusia, sebuah jembatan yang diberi nama 'Jembatan Musa' telah dibangun di Belanda.

Pada saat yang sama, jembatan itu menjadi trotoar di Fort de Roovere yang dirancang oleh RO & AD Architects.


Jembatan itu dibangun sedemikian karena ingin memelihara pemandangan serta tidak mengubah lanskap parit pertahanan yang dibangun di kota tersebut. Kayu Akoya digunakan sebagai bahan utama bangunan tersebut karena ia mampu bertahan lama ketika direndam di dalam air jika dibandingkan dengan kayu jenis lain. Kebanyakan mereka yang menggunakan jembatan itu adalah pengunjung ke kubu lama tersebut.

Kamis, 19 Desember 2013

Cara Membuat Word Puzzle Secara Online

Kelebihan membuat word puzzle sendiri adalah anda bisa membuat word puzzle dengan mengambil bahan dari buku pelajaran sekolah mereka. Bermain word puzzle mengisi waktu luang namun sambil mengingat pelajaran yang ada disekolah mere. Gimana ? anda tertarik untuk memacu perkembangan otak buah hati anda dengan membuatkan word puzzle sendiri untuk mereka ?

Jika anda sependapat dengan kami maka kami bersedia memberikan informasi website yang menyediakan layanan gratis untuk membuat word puzzle tersebut

1. Word Search Generator

2. Wordsearch Fun

3. Teacherly

4. Word Search Maker

5. Word Turtle

6. SuperKids WordSearch Puzzle

7. Discovery Education's PuzzleMaker

8. WordSearch

9. Puzzle-Maker

10. Just Word Search

Nah itu dia sepuluh website yang memberikan layanan membuat word puzzle secara gratis dan juga mempunyai stock word puzzle yang siap untuk dipakai.

Sumber : http://www.klobot.com/2011/02/cara-membuat-word-puzzle-secara-online.html

Julukan Negara di Dunia dan Julukan Kota di Indonesia



NAMA-NAMA JULUKAN NEGARA DI DUNIA

1) China = Negeri Tirai Bambu, panda Dan Tembok Raksasa
2) Jepang = Negeri Sakura Dan Negeri Matahari Terbit
3) Malaysia = Negeri Jiran
4) Belanda = Negeri Kincir Angin Dan Negeri Tulip
5) Amerika Serikat = Negeri Paman Sam Dan Negara Super Power
6) Australia = Negeri Kangguru
7) Thailand = Negeri Gajah Putih, Seribu Pagoda dan Tanah Merdeka
8) India = Negeri Barata, Hindhusstan, Anak Benua, Bolywood
9) Indonesia = Zamrud Khatulistiwa, Maritim Dan Agraris
10) Cina = Tirai Bambu
11) Rusia = Tirai Besi Dan Negeri Beruang Merah
12) Brazil = Raja Kopi Dan Negeri Samba
13) Brunai Darussalam = Negara Petro Dolar
14) Selandia Baru = Negara Kiwi
15) Irak = Negeri 1001 Malam
16) Jerman = Negeri Hitler/Nazi
17) Mesir = Negeri Fir’aun/ Piramida
18) Belanda = Negeri Dam (Bendungan) Dan Negeri Kincir Angin
19) Inggris = The Black Country Dan Negeri Raja
20) United Kingdom = Negeri Matahari Yang Tidak Pernah Tenggelam
21) Korea = Negeri Ginseng
22) Spanyol = Negeri Matador
23) Arab = Negeri Padang Pasir
24) New Zealand = Negeri Wool
25) Kuba = Negeri Cerutu
26) Uganda = Mutiara Afrika
27) Yunani = Negeri Peradaban
28) Perancis = Kota Mode
29) Kanada = Negara Pecahan Es
30) Italy = Negara Spaghetti
31) Finlandia = Negara Seribu Danau
32) Bulgaria = Negeri Kuntum Mawar
33) Argentina = Negeri Tenggo
34) Afrika = Negeri Benua Hitam
35) Tibet = Negeri Atap Dunia
36) Nepal = Negeri seribu dewa
37) Taiwan = Negeri Yang Sunyi Dan Naga Kecil Asia
38) Singapura = Seribu satu larangan
39) Arab Saudi = Negeri Minyak
40) Myanmar = Tanah Emas
41) Laos = The Land Locked Country/Tanah Yang Terkunci
42) Kamboja = Hell On Earth
43) Vietnam = Vietnam Rose
44) Filiphina = Lumbumg Padi
45) Timorleste = Bumi Loro Sae

JULUKAN KOTA-KOTA DI INDONESIA

Sumatera
Banda Aceh: Kota Serambi Mekkah
Lhokseumawe: Kota Petrodolar
Bireuen: Kota Juang
Bagansiapiapi: Kota Ikan
Binjai: Kota Rambutan
Sidempuan: kota salak
Bukittinggi: Kota Tri Arga, Kota Jam Gadang, Kota Wisata, Paris Van Andalas
Dumai: Kota Pelabuhan
Lampung: Kota Kain Tapis, Kota Pisang
Medan: Kota Melayu Deli
Padang: Kota Tercinta
Padang Panjang: Kota Serambi Mekkah
Pekanbaru: Kota Bertuah
Palembang: Kota Pempek
Tanjungbalai: Kota Kerang
Tapaktuan: Kota Naga
Teluk Kuantan: Kota Jalur
Tembilahan: Kota Seribu Parit

DKI Jakarta
Jakarta: Kota Metropolitan

Banten
Cilegon: Kota Baja
Pandeglang: Kota Badak, The Sunset of Java, Kota Berkah
Serang: Kota Santri
Tangerang: Kota 1000 Industri

Jawa Barat
Bandung: Kota Kembang, Parijs van Java, Kota Pramuka, Kota Zakat, Kota Mode
Bekasi: Kota Patriot
Bogor: Kota Hujan, Kota Petir
Ciamis: Kota Tertib Lalu Lintas, Kota Galendo
Cirebon: Kota Udang, Kota Wali, Kota Terasi
Garut: Kota Domba, Swiss van Java
Indramayu: Kota Mangga
Karawang: Kota Pangkal Perjuangan, Kota Industri
Majalengka: Kota Angin
Depok: Kota Petir, Kota Belimbing
Sumedang: Kota Tahu
Tasikmalaya: Kota Santri, Kota Resik, Mutiara Dari Timur, Delhi van Java
Kuningan: Kota Kuda

Jawa Tengah
Blora: Kota Sate[1][2]
Brebes: kota bawang merah, kota telor asin, Bombay van Java
Boyolali: Kota Susu, Kota Sapi
Demak: Kota Wali
Jepara: Kota Ukir, The Beauty of Java, Kota Durian, Scheveningen van Java, Kota 1000 Ponpes, The World Carving Centre
Karimunjawa: Surga Bawah Laut, The Paradise of Java, Kota Liburan, Caribbean van Java
Kudus: Kota Kretek, The Taste of Java
Pati: Kota Pensiunan
Pekalongan: Kota Batik
Lasem: Kota Santri
Magelang: Kota Getuk, Kota Santri
Purwokerto: Kota Satria
Klaten: Kota Berseri
Semarang: Kota Lumpia, The Port of Java, Kota Jamu[3],Venice van Java
Surakarta: Kota kebudayaan, Kota Batik, Kota Liwet, The Spirit of Java
Tegal: Kota Bahari

Yogyakarta
Bantul : Kota Geplak, Kota seniman, Kota Pasar tradisional
Gunungkidul: Kota seribu sungai bawah tanah, Pantai dan Goa, Kota Tandus
Progo: Kota Menoreh, Kota West Prog
Sleman: Kota Mbah Marijan, Kota Salak Pondoh
Yogyakarta: Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Seni dan Budaya, Kota Istimewa, Kota Pariwisata, Kota Republik, Kota Buku

Jawa Timur
Babat: Kota Wingko
Batu: kota Wisata
Bangkalan: Kota Sapi
Blitar: Kota Patria
Banyuwangi: Kota Pisang, The Sunrice of Java, Kota Banteng
Bojonegoro: Kota Tayub, Kota Jati
Bondowoso: Kota Tape
Gresik: Kota Pudak
Jombang: Kota Santri
Jember: Kota Suwar-suwir
Nganjuk: Kota Angin
Kediri: Kota Tahu
Lamongan: Kota Soto
Magetan: Kota Kaki Gunug, The Sunset of East Java
Situbondo: Surga Burung, Africa van Java
Madiun: Kota Gadis, Kota Brem, Kota Kereta Api
Malang: Kota Pendidikan, Kota Pariwisata, Kota Pelajar, Kota Bunga
Mojokerto:kota Onde-Onde[4]
Pasuruan: Kota Santri
Ponorogo: Kota Reog
Porong: Kota Ote-Ote[5]
Probolinggo : Kota Santri, Kota Seribu Taman, Kota Mangga dan Anggur
Sampang: Kota Sate, Kota Bahari
Sidoarjo: Kota Udang, Kota Lumpur
Surabaya: Kota Pahlawan
Trenggalek: Kota Keripik Tempe, Kota Alen-Alen
Tuban: Kota Tuak

Nusa Tenggara
Bali: Pulau Dewata
Lombok: Pulau Seribu masjid

Kalimantan
Balikpapan: Kota Beriman (Bersih, Indah, Aman, Nyman), Kota Minyak
Banjarmasin: Kota Seribu Sungai, Bumi Antasari, Kota Bungas (Bersih, Unggul, Aman, Asri)
Martapura: Kota Intan, Kota Serambi Makkah, Kota Santri
Bontang: Kota Taman
Mempawah: Kota Bestari
Ngabang: Kota Intan
Palangkaraya: Kota Cantik
Sampit: Kota Mentaya
Pontianak: Kota Khatulistiwa, Kota Bersinar, Kota Seribu Parit
Samarinda: Kota Tepian
Sanggau: Bumi Dara Nante
Sendawar: Kota Beradat
Singkawang: Kota Amoi, Kota Seribu Kelenteng
Tarakan: Kota Paguntaka, Kota Singapura Kecil, Kota Bakau, Kota Makanan Laut
Tenggarong: Kota Raja

Sulawesi
Makassar: Kota Daeng
Manado: Kota Tinutuan
Palu : Kota Kaledo, Kota Tadulako, Kota Teluk
Gorontalo : Kota Serambi Madinah

Maluku dan Papua
Ambon: Kota Manise
Biak: Kota Karang
Raja Ampat: Surga Alam Bawah Laut, The Paradise of Papua
Merauke: Kota Rusa
Sumber : Wikipedia

Rabu, 18 Desember 2013

LIGA DUNHILL, Liga Indonesia 1994 – 1995 PERKAWINAN GALATAMA dan PERSERIKATAN Kompetisi Terbesar Di Dunia, Diikuti 34 Tim


SEBUAH hajatan yang benar-benar baru dalam kancah sepakbola nasional, bernama Liga Indonesia bergulir dalam era kepengurusan Azwar Anas. PT Cipta Citra yang juga agency-nya Dunhill siap menjadi sponsor utama kompetisi ‘perkawinan’ Galatama dan Perserikatan ini, dengan nilai Rp 4, 35 miliar. Setiap tim diberi subsidi Rp 100 juta.

Yang saat itu masih menjadi pertanyaan, adalah status semua tim yang berlaga di Liga Indonesia 1994 – 1994. Jika Galatama masih berstatus non-amatur, sedangkan Perserikatan masih full amatir. Namun, Nirwan Bakrie, sebagai Direktur Komite Tim Nasional PSSI dan juga Agum Gumelar, sebagai Ketua Bidang Liga Amatir PSSI, masih memikirkan nasib kedua lembaga ini. Prinsipnya, cita-cita PSSI kedua lembaga ini akan melebur menjadi wadah klub yang benar-benar profesional di kemudian hari.

Kompetisi Liga Indonesia 1994-95, diikuti 34 tim termasuk Persiba Balikpapan dan PS Bengkulu, yang tahun 1993-94 lalu terlempar ke Divisi I. Dua tim ini dinyatakan berhak ikut Divisi Utama, sedangkan Aceh Putra mengundurkan diri. Sistem degradasi juga diberlakukan, yaitu empat tim terbawah, dua dari Barat dan dua dari Timur. Sedangkan promosi akan dinikmati dua tim terbaik dari Barat dan Timur Divisi I, sehingga
pada musim 1995-96), peserta menjadi 32 tim.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebelum Liga Indonesia, pemain asing dinyatakan haram di liga persepakbolaan Indonesia. Kultur persepakbolaan kita ini fanatisme primordial. Lihat saja, kalau galatama yang main sepinya stadion seperti kuburan. Berbeda dengan kalau liga amatir yang tampil, stadion jadi semarak. Penonton kita memang masih cenderung mengkonsumsi sepak bola sebagai katarsis dari pelbagai tekanan hidup. Belum dikonsumsi sebagai hiburan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aroma disahkan setiap klub menggunakan pemain asing pun menjadi daya tarik Liga Indonesia. Pelita Jaya yang menjadi klub super kaya di zaman Galatama, tidak tanggung-tanggung mengontrak legendaris Kamerun - Roger Milla. Klub Jakarta ini, juga membeli Dejan Glusevic, mantan pemain nasional Kroasia U-21 yang juara Piala Dunia U-21 tahun 1993. Dari Gelora Dewata, membeli pemain Brasil Vata Matanu Gracia.

Saat itu diputuskan partai perdana, adalah pertarungan juara Galatama Pelita Jaya vs juara Perseriktan Persib Bandung, yang berlangsung tanggal 27 November. Try Sutrisno sebagai Wapres membuka partai perdana tersebut di Stadion Utama Senayan. Pertandingan yang disaksikan hamper 60 ribu penonton ini, dimenangkan Pelita Jaya lewat tandukan Dejan Glusevic menit ke-60. Dan itu merupakan gol satu-satunya dalam partai pembuka liga terbesar di dunia ini.

Dalam tradisi sepakbola yang masih primitif, masalah tawuran antar suporter atau pun kerusuhan yang kecewa akibat tim yang didukung kalah, masih mewarnai sepakbola nasional. Bahkan kasus suap atau kasus ‘jual beli’ pertandingan masih mewabah.. Walaupun wadahnya sudah dibungkus profesional?.

Ini terbukti, ketika Barito Putra, yang menjadi kebanggaan masyarakat Banjarmasin, kecewa dengan keputusan Komdis PSSI, sehingga nyaris mundur saat Liga Indonesia masih bergulir. Ketika Barito dihukum secara tidak adil, saat menjamu PSM Ujngpandang 21 Mei 1995 di Stadion 17 Mei Banjarmasin. Peristiwa yang tidak kita inginkan juga terjadi, dengan tewasnya Suhermansyah (40) suporter Persebaya, saat menyaksikan timnya berlaga melawan PSIM Jogyakarta vs Persebaya Surabaya, 28 Januari 1995.

Peristiwa demi peristiwa yang mencoreng sepakbola nasional, ditutup dalam partai final yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, antara Persib Bandung vs Petro Kimia Gresik, Minggu 30 Juli 1995. Tim “Maung Bandung’ sepertinya menjadi juara sejati, selain meraih gelar juara Liga Indonesia 1994 – 1996, lewat gol tunggal Sutiono menit 75, juga menjadi klub pertama yang juara tanpa diperkuat pemain asingnya.

Quote
“Sata kecewa berat gol saya dianulir wasit Zulkifli, padahal saya tidak melakukan pelanggaran apa-apa. Jika tidak dianulir, gelar juara ceritanya akan berbeda,” kata Jacksen F Tiago.

Persib Bandung
Anwar Sanusi (kiper), Dede Iskandar, Nanang Kusneadi, Mulyana (KK ’62), Robby Darwis (kapten), Yadi Mulyadi, Kekey Zakaria, Yudi Guntara/Asep Sumantri (51), Sutiono, Yusuf Bachtiar, Asep Kustana (KK ’29)
Pelatih : Indra Tohir

Petro Kimia Gresik
Darryl Sinnerine (kiper – Tobago & Trinidad), Sasi Kirono, Seto Budiarso (KK ’51, KM ’53), Khusaeri (kapten), Eri Irianto (KK ‘6), Andi Setianto/Arifin (77), Zainul Arifin, Widodo C Putra, Suwandi HS, Jacksen F. Tiago (KK ’44 – Brasil)
Pelatih : Andi Teguh

Wasit : Zulkifli Chaniago


Pencetak Gol Terbanyak
34 gol : Peri Sandria (Bandung Raya)
30 gol : Buyung Ismu (Pelita Jaya)
22 gol : Dejan Glusevic (Bandung Raya)
21 gol : Vata Matanu Harcia (Gelora Dewata, Sutiono (Persib Bandung)
20 gol : Widodo C. Putra (Petrokimia Gresik)
18 gol : Jacksen F. Tiago (Petrokimia Gresik)
17 gol : Irwansyah (Persiraja Banda Aceh), Amir Yusuf Pohan (PKT Bontang), Joko Heryanto (Barito Putra)
16 gol : Roger Milla (Pelita Jaya)
15 gol : Widiyantoro (BPD Jateng), Agus Suparman (Pelita Jaya), Rocky Putiray
(Arseto Solo), Izaac Fatary (Persipura Jayapura)

Hadiah
Persib Bandung Juara Rp 75 juta
Petrokimia Putra Runner up Rp 50 juta
Widodo C Putra - Pemain Terbaik Rp 25 juta
Peri Sandria - Pencetak Gol Terbanyak : Sepatu Emas


Wilayah Barat
1.Pelita Jaya 32 24 5 3 78-25 77
2.Persib Bandung 32 20 9 3 54-15 69
3.Bandung Raya 32 19 10 3 68-26 67
4.Medan Jaya 32 15 11 6 46-29 56
----------------------------------------------- 8 Besar
5.Semen Padang 32 14 10 8 45-25 52
6.Persiraja 32 14 10 8 37-41 52
7.Arseto 32 14 6 12 46-38 48
8.Persita Tangerang 32 13 6 13 43-41 45
9.PSMS Medan 32 11 8 13 37-36 41
10.PSDS Lubuk Pakam 32 10 11 11 38-45 41
11.Mataram Putra 32 11 6 15 24-31 39
12.Persiku 32 10 7 15 30-37 37
13.Persija Pusat 32 11 5 16 42-51 35 [-3]
14.BPD Jateng 32 8 10 14 42-50 34
15.Persijatim 32 6 6 20 29-71 24
--------------------------------------------------------
16.PS Bengkulu 32 5 5 22 28-69 20 Degradasi
17.Pelita Jaya 32 2 5 25 24-81 11 Degradasi

Wilayah Timur
1.Petrokimia Putra 32 17 9 6 62-31 60
2.Pupuk Kaltim 32 15 12 5 58-27 57
3.Assyabaab SGS 32 17 6 9 57-45 57
4.Barito Putra 32 17 5 10 51-31 56
------------------------------------------------------8 Besar
5.Gelora Dewata 32 15 9 8 50-27 54
6.Arema Malang 32 15 7 10 44-41 52
7.Mitra Surabaya 32 15 5 12 45-34 50
8.Persipura Jayapura 32 13 9 10 40-42 48
9.Persebaya Surabaya 32 12 10 10 45-40 46
10.PSM Ujung Pandang 32 11 10 11 31-32 43
11.Putra Samarinda 32 11 8 13 32-41 41
12.Persema Malang 32 11 6 15 33-43 39
13.PSIS Semarang 32 10 9 13 28-43 39
14.Persegres Gresik 32 8 8 16 33-49 32
15.Persiba Balikpapan 32 8 6 18 26-49 30
---------------------------------------------------------------
16.PSIR Rembang 32 5 9 18 26-52 21 [-3] Degradasi
17.PSIM Jogyakarta 32 2 12 18 14-48 18 Degradasi

Promosi
Persma Manado

Database GILBOL Network


Sumber : https://www.facebook.com/pages/Cocomeo-News/147995238566016

Liga Indonesia 1996-97, LIGA KANSAS, PERSEBAYA JUARA, MUNCUL SKANDAL I.S.A Banyak Pemain Asing Diperas Gajinya

MUSIM ketiga Liga Indonesia ini, ada yang beda dalam memutar roda kompetisi, selain pembagian klub dibagi menjadi tiga wilayah yang diikuti 33 tim. Juga nama kompetisinya berubah jubahnya, dari Liga Dunhill menjadi Liga Kansas. Perusahaan rokok tersebut tetap dibawah naungan acency PT Cipta Citra dengan nilai sponsor Rp 5,350 miliar. Walaupun jumlah klub bertambah dari 31 tim menjadi 33, pihak PSSI tetap konsisten mensubsidi sebesar Rp 100 juta.

Masyarakat diharapkan jangan terlalu berharap, kompetisi Liga Indonesia 1996-97 dapat menelorkan pemain-pemain hebat untuk dimasukkan dalam skuad tim nasional, karena pengelolaan kompetisi yang tidak seksama. Kompetisi sekarang dinilai oleh pengelola tim, tidak lebih sebagai syarat sah bahwa persepakbolaan nasional masih ada.

Pokoknya, masyarakat dijaga jangan semakin frustasi melihat persepakbolaan nasional. Pengelolaan kompetisi Liga Indonesia ini acak-acakan. Bukan hanya sekadar posisi Ketua Bidang Kompetisi dan Turnamen dengan mundurnya Ismet Tahir yang tidak jelas, tetapi juga soal transfer pemain, pengesahan pemain, hingga yang terakhir ini belum dibagikannya kostum dari tim-tim yang akan bertanding. Pengunduran jadwal partai perdana dari tanggal 3 November menjadi 17 November, juga menggambarkan bahwa PSSI tidak konsisten dalam menerapkan program kerja dan aturan.

Kini, muncul fakta baru bahwa penugasan wasit untuk memimpin pertandingan belum disusun. Malah di Komisi Wasit sendiri ribut, dengan munculnya dua institusi yang mengurus perwasitan.

"Yang saya heran, PSSI ini kok tidak kapok-kapok berbuat ngawur. Kasus Liga Indonesia yang kedua sampai harus mendatangkan wasit asing seharusnya jadi tamparan keras," tegas Moh Barmen.

Dengan sistem pembagian tiga wilayah, praktis setiap klub hanya bertandingan sekitar 20 pertandingan. Ini, akan mengubah sistem pembinaan, dan pendapatan setiap klub dari setiap pertandingan. Nyaris, semua klub dibuat frustasi oleh keputusan-keputusan PSSI yang selalu tidak konsisten.

Dalam pertandingan perdana, yang disaksikan oleh Menpora, Hayono Isman, juara bertahan Bandung Raya harus puas dengan hasil imbang 1-1 (0-0), melawan tuan rumah Medan Jaya, di Stadion Teladan, Medan, Minggu 17 November 1996.

Hayono dalam pidato pembukaannya meminta segenap pengurus yang memiliki akses dalam Liga Indonesia 1996-97 bekerja keras menghilangkan noda hitam dalam pertandingan tahun-tahun lalu. "Saya ingin dalam liga kali ini tidak ada lagi peristiwa pukul memukul antara pemain dengan pemain, pemain dengan wasit, atau penonton dengan penonton. Saya minta PSSI dapat memberi pelayanan terbaik kepada penonton," ujarnya. Peristiwa demi peristiwa kontroversial yang membawa kejelekan wajah persepakbolaan dewasa ini sudah waktunya dihilangkan.

Baru seusai pidato Menpora, muncul skandal yang lumayan memalukan. PSSI harus mengusut "skandal" yang menimpa pemain asing di Liga Indonesia yang diageni ISA (International Sport Agency. Ada 15 pemain asing, termasuk Maboang Kessack (Kamerun) dan Jacksen F Tiago (Brasil) mengeluhkan penghasilan mereka yang "diperas" habis oleh ISA tersebut dalam dua kompetisi Liga Indonesia musim lalu. Selain itu, mereka pun tak punya kebebasan memilih klub masing-masing di Liga Indonesia pada musim kompetisi tahun ini.

“Singa Padang Pasir" dari Kamerun, Roger Milla pernah dengan berang menuding ISA telah "merampok" gajinya. Begitu geramnya, dia bahkan pernah mengancam akan memukul Presiden ISA, Anghel Ionita jika bertemu muka secara langsung. Dicontohkannya, banyak dari pemain yang tertulis bergaji 2.000 hingga 5.000 dollar AS, namun yang diterima paling-paling di bawah 50 persennya. Selama ini, ujar Maboang, kebanyakan dari mereka hanya bisa diam, karena memang membutuhkan uang untuk menghidupi sanak keluarganya.

Namun, dari kejadian yang terus menerus akan tetap terjadi selama PSSI belum bias menerapkan aturan main, masih ada yang tersisa dalam keceriaan yang luar biasa dalam tim ‘Bonek’ Persebaya. Tidak Percuma Wali Kota Surabaya Sunarto Sumoprawiro mengeluarkan anggaran ratusan juta rupiah untuk membangun Persebaya. Setelah terseok-seok selama 10 tahun, tim Kota Buaya itu mampu mengukuhkan diri kembali sebagai kesebelasan terbaik di Indonesia.

Pasukan Rusdi Bahalwan, bersama kapten Aji Santoso memastikan diri merebut Piala Presiden setelah menghempaskan juara bertahan, Bandung Raya 3-1 (0-0) dalam final Liga Indonesia, hari Senin 28 Juli, di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Sekitar 30.000 penggemar fanatik tim "Laskar Hijau" yang sejak seminggu menyerbu kota metropolitan Jakarta, benar-benar histeris ketika kapten kesebelasan Aji Santoso menerima piala kemenangan dari Wakil Presiden Try Sutrisno.



SEMIFINAL
Bandung Raya vs Mitra Surabaya 1 – 0
Persebaya Surabaya vs PSM Makassar 3 – 2

FINAL
28 Juli 1997
Stadion Utama Senayan, Jakarta
Wasit : Kim Dae Hyung
Persebaya Surabaya 3-1 Bandung Raya
Aji Santoso (58 pen), Jacksen F. Tiago (60), Reinald Pieters (80), Budiman (84)

PERSEBAYA
Agus Murod, Aji Santoso (kapten), Anang Maruf/Hartono (80), Sugiantoro, Justinho Pinhiero (Brasil), Khairil Anwar, Carlos de Mello (Brasil), Yusuf Ekodono (KK 40)/Jatmiko (43'), Uston Nawawi/Mursyid Effendi (87), Jaksen F. Tiago (Brasil KK 64), Reinald Pieters.
Pelatih : Rusdy Bahalwan

BANDUNG RAYA
Hermansyah, Surya Lesmana/Rehmalem Perangin-Angin (KK 63, KM 72), Nuralim (KK 29), Herry Kiswanto/Hendriawan (78), Olinga Atangana (Kamerun), Dahiru Ibarahim, M. Ramdan, Alexander Saununu, Budiman, Deftendi/Stephen Weah (Liberia 51), Peri Sandria (kapten)
Pelatih : Albert Fafie

CATATAN :
Jacksen F. Tiago dua kali gagal di partai final, saat membela Petrokimia Putra saat kalah atas Persiba Bandung musim 1994-1995, dan kemudian membela PSm Ujung Pandang saat dikalahkan Bandung Raya musim 1995-96. Tapi musim ketiganya, meraup gelar juara bersama Persebaya, sekaligus sebagai pencetak gol terbanyak 26 gol.

HADIAH
Persebaya Surabaya Juara Rp 75 juta
Bandung Raya Runner up Rp 50 juta
Nur’Alim - pemain terbaik : Rp 25 juta dan bola emas
Jacksen F Tiago - pencetak gol terbanyak 26 gol : Rp 15 juta dan sepatu emas

KLASEMEN
Wilayah Barat
1 Persebaya Surabaya 20 13 4 3 62 18 43
2 Bandung Raya 20 11 2 7 30 17 35
3 Arema Malang 20 10 5 5 26 20 35
4 Persiraja Banda Aceh 20 10 2 8 23 16 32
5 Persita Tangerang 20 10 2 8 24 22 32
6 PSBL Bandar Lampung 20 8 7 5 19 16 31
7 Semen Padang 20 8 6 6 20 17 30
8 Persikab 20 6 7 7 17 19 25
9 Medan Jaya 20 6 7 7 24 25 25
10 Persija Jakarta 20 4 3 13 23 31 12
11 Persijatim 20 0 3 17 8 75 3

Wilayah Tengah
1 Persib Bandung 20 8 10 2 22 14 34
2 Pelita Jaya 20 9 6 5 36 21 33
3 Mitra Surabaya 20 8 8 4 25 11 32
4 Barito Putra 20 8 5 7 23 24 29
5 PSP 20 8 5 7 22 25 29
6 PSIS Semarang 20 7 5 8 21 20 26
7 Arseto 20 7 5 8 15 20 26
8 PSB Bogor 20 6 7 7 20 20 22
8 PSDS Deli Serdang 20 5 7 8 13 25 22
10 PSMS Medan 20 3 10 7 10 19 19
11 Mataram Indocement 20 4 6 10 13 21 18

Wilayah Timur
Pos Club P W D L GF GA Pts
1 PSM Makassar 20 14 1 5 48 21 43
2 Gelora Dewata 20 12 2 6 37 27 38
3 Persma Manado 20 11 3 6 33 21 36
4 Persipura Jayapura 20 11 2 7 31 22 35
5 Putra Samarinda 20 10 2 8 28 28 32
6 Petrokimia Putra 20 10 2 8 21 26 32
7 Pupuk Kaltim 20 10 0 10 39 22 30
8 Persema Malang 20 7 1 12 30 37 22
9 Persiba Balikpapan 20 6 3 11 25 35 21
10 Assyabaab SGS 20 5 2 13 26 43 17
11 Persedikab 20 3 4 13 15 51 13

12 BESAR
Grup A
1 Persebaya Surabaya 3 3 0 0 14 4 9
2 Mitra Surabaya 3 2 0 1 9 7 6
3 Persiraja Banda Aceh 3 1 0 2 4 9 3
4 Gelora Dewata 3 0 0 3 3 10 0

Grup B
1 Bandung Raya 3 2 1 0 5 0 7
2 Persib Bandung 3 1 2 0 1 0 5
3 Persma Manado 3 0 2 1 2 5 2
4 Barito Putra 3 0 1 2 2 5 1

Grup C
1 PSM Makassar 3 3 0 0 5 2 9
2 Pelita Jaya 3 2 0 1 4 3 6
3 Arema Malang 3 1 0 2 4 5 3
4 Persipura Jayapura 3 0 0 3 3 6 0

PROMOSI
Persikota Tangerang, PSIM Jogjakarta, Persikabo Kab.Bogor

DEGRADASI
Persijatim Jakarta Timur
Mataram Indocement
Assyabaab SGS Surabaya
Persedikab Kab. Kediri

PENCETAK GOL TERBANYAK
26 gol : Jacksen F. Tiago (Persebaya Surabaya)
15 gol : Izack Fatary (PSM Makassar)
14 gol : Vata Matanu Garcia (Gelora Dewata)
13 gol : Peri Sandria (Bandung Raya), Tibidi Alexis (Mitra Surabaya), Musa Kallon (PSM Makassar), Gatot Indro (Persiba Balikpapan)
12 gol : Luciano Leandro (PSM Makassar)
11 gol : Ebongue L. Emest (Persma Manado), Dejan Gluscevic (Pelita Jaya) Irawansyah (Persiraja banda Aceh)
10 gol : Kurniawan Dwi Yulianto (Pelita Jaya)
9 gol : Stepen Weah (MBR), Singgih Pitono (Persema Malang)
8 gol : Fouda Ntsama (PKT Bontang), Andy Kopouw (Persipura Jayapura) Misnadi A.P. (Gelora Dewata)


Sumber : https://www.facebook.com/pages/Cocomeo-News/147995238566016

Liga Indonesia 1997 – 1998 KARUT MARUT, SUAP, KOLUSI dan AMBURADUL Kompetisi Dihentikan Demi Keamanan Negara

BEGINILAH judul tulisan musim keempat ini, harus dijadikan julul headline. Begitupula, peristiwa demi peristiwa yang memalukan hadir dengan sangat terbuka. Skandal kolusi wasit dan mengatur skor di setiap pertandingan, tak pernah berhenti. Puncaknya, setelah wasit Djafar Umar dihukum seumur hidup, terjadi ‘tragedi berdarah’ bangsa Indonesia.

Peristiwa tragis pertama, Liga Indonesia 1997-98 diawali dengan tidak ikut sertanya dua klub Bandung Raya dan Assyabaab Surabaya. Menurut Sekum PSSI, Nugraha Besoes, kedua tim ini tidak ikut kompetisi karena kehabisan dana untuk membiayai timnya. Terus masalah kedua, PT Cipta Citra mengundurkan diri dari kerjasama dengan PSSI yang seharusnya berlangsung delapan musim.

“Kami tak lagi disupport pihak Dunhill dan Kansas, dan kami kesulitan mendapatkan sponsor baru,” ujar Direktur Utama PT Cipta Citra Sports, Jeanette Sudjunadi.

Ketua Bidang Usaha yang juga Wakil Bendahara PSSI, Andy Soema Di Pradja menjelaskan tentang nasib Liga Indonesia musim 1997-98. Merasa mengikuti proses pencarian sponsor, dirinya mengerti Jeanette Sudjunadin, Direktur Utama CCS sudah berusaha keras untuk mendapatkan sponsor dari LI IV ini. Seharusnya pihak sponsor Dji Sam Soe sudah sepakat untuk mensponsori, namun mendadak kondisi ekonomi di mana nilai tukar dollar AS melonjak hingga di atas Rp 8.000, membuat semua perusahaan terpaksa menunda kontraknya.

Peristiwa tragis ketiga, setelah delapan partai perdana serentak digulirkan di Liga Indonesia 1997-98, di mana juara bertahan Persebaya ditahan imbang 0 – 0 atas tamunya Arema Malang. Terjadilah banyak hal yang menyangkut masalah wasit dalam memipin pertandingan, namun juga ikut terlibat dalam menentukan hasil pertandingan di luar lapangan, alais kolusi alias suap menyuap.

Menurut para wasit yang memimpin pertandingan, citra dan mutu wasit yang memimpin setiap pertandingan dengan cara-cara kolusi dan menyuap sudah berlangsung sejak tahun 90-an.

Sinyalemen tentang adanya kolusi dan mafia wasit sepak bola makin kuat, menyusul diperoleh informasi yang menyebutkan beberapa wasit daerah sering mentransfer uang ke rekening bank seorang oknum pengurus PSSI di Jakarta. Tujuannya, agar wasit yang bersangkutan bisa lebih banyak mendapat kesempatan memimpin pertandingan selain agar lebih cepat dipromosikan menjadi wasit FIFA.

Ketua Komisi Wasit dan Inspektur Pertandingan PSSI, Amran YS tidak membantah kemungkinan itu. "Dalam urusan itulah saya dating ke Medan. Dalam hal ini, beberapa wasit daerah yang saya "interogasi" telah mengakuinya. Namun yang bersangkutan berdalih, uang itu bukan untuk keperluan negatif, tapi untuk memesan atau
membeli baju wasit," kata Amran YS saat itu.

Dari hasil penyelidikan yang mencoreng wajah sepakbola nasional selama sebulan, diputuskan PSSI mengambil tindakan tegas dengan mengganjar hukuman 20 tahun
kepada Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI, Djafar Umar dan memberhentikan secara tidak hormat dari jabatannya, menyusul kasus kolusi wasit yang terkuak dalam tiga pekan terakhir ini. Djafar selanjutnya dilarang terlibat dalam segala kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI. Sanksi untuk mantan wasit FIFA ini tertuang dalam Surat Keputusan PSSI, nomor Skep/ 06/II/1998 tertanggal 27 Februari 1998 yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Ir Azwar Anas dan Sekum Nugraha Besoes.

"Saya kira tidak adil kalau hanya Djafar yang dijadikan korban. Rasanya semua pihak yang pernah terlibat secara langsung mau pun tidak langsung dengan kesalahan yang dilakukan Djafar, baik itu wasit, inspektur pertandingan, maupun pembina, seharusnya mau merenung dan introspeksi diri bahwa mereka ikut bersalah dalam menciptakan keadaan ini dan kini ternyata hanya Djafar seorang yang menjadi korban," ujar
Andi Darussalam Ketua Umum PS Jakarta Selatan.

Peristiwa tragis keempat, adalah diberhentikannya kompetisi saat musim berlangsung. Berawal saat Kapolda Jatim Mayjen (Pol) M Dayat membatalkan pertandingan antara Persebaya vs PSBL Bandarlampung 13 Mei, karena situasi keamanan di Surabaya tidak memungkinkan. Berikutnya, Arema Malang vs Semen Padang di Stadion Gajayana Malang, serta di Gresik Petrokimia vs PSM Ujungpandang. Dari Yogyakarta dilaporkan, Minggu 17 Mei juga dibatalkan partai PSIM Jogyakarta vs PSMS Medan.

Adalah komentar dari manajer Pelita Jakarta, Nurdin Halid, yang mula-mula "meledakkan" ide penangguhan kompetisi karena situasi sosial dan keamanan tidak memungkinkan saat itu. Nurdin menggarisbawahi, sepak bola saat ini sudah dipakai sebagai ajang kerusuhan.

PSSI akhirnya menghentikan total seluruh kompetisi sepakbola di bawah naungannya menyusul belum pulihnya kondisi stabilitas politik dan keamanan di Tanah Air. Keputusan ini diambil setelah pengurus teras PSSI mencapai kesepakatan dengan para pengurus klub dan Komisariat Daerah (Komda) PSSI, Senin 25 Mei di Jakarta. Menurut Sekum PSSI Nugraha Besoes, keputusan menghentikan total kegiatan kompetisi ini diambil setelah menimbang segala aspek, baik segi pembinaan sepakbola secara umum dan terutama aspek keamanan nasional yang belum pulih sepenuhnya.

Akibat situasi keamanan nasional yang makin memburuk, PSSI akhirnya menunda dan membatalkan seluruh kegiatan kompetisi sepak bola nasional. Kompetisi yang ditunda antara lain Liga Indonesia IV dan kompetisi Divisi I PSSI, serta Piala Nike. Selain itu, Indonesia juga membatalkan diri sebagai tuan rumah Piala Tiger yang sedianya akan digelar bulan Agustus-September, di Jakarta.
Humas PSSI Tondo Widodo, Kamis,14 Mei 1998 di Jakarta mengungkapkan, keputusan tersebut diambil setelah serangkaian pembicaraan antara Ketua Umum PSSI Azwar Anas dan Kepala Staf Umum ABRI Letjen TNI Fachrul Razi yang berlangsung hari Rabu, 13 Mei.
Mengutip Azwar, Tondo mengatakan, pertimbangan utama keputusan itu adalah situasi keamanan yang belum terkendali saat ini dan dikhawatirkan akan makin besar jika kompetisi yang memungkinan konsentrasi massa, masih berlangsung. "Ini semua demi kepentingan bangsa yang lebih luas," kata Tondo.

Dari lengsernya Soeharto sebagai presiden, ikut serta pula menyusul dihentikannya seluruh kompetisi, nasib klub-klub anggota Liga Indonesia 1997-98, makin tidak menentu. Akhirnya, Klub Arseto Solo milik Sigit Harjojudanto, bahkan memutuskan membubarkan diri. Melalui rapat pengurusnya di Jakarta hari Kamis 28 Mei 1998, Arseto
yang merupakan salah satu klub perintis liga sepak bola profesional Galatama yang bermarkas di Solo, resmi dinyatakan bubar.

Wilayah Barat
1.Persebaya 14 8 4 2 17- 8 28
2.Persija 15 8 3 4 26-15 27
3.Persiraja 15 7 5 3 21-17 26
4.Persita 15 7 3 5 22-15 24
-------------------------------------------
5.PSBL 15 5 6 4 21-23 21
6.Arema 14 4 6 4 9- 9 18
7.Persikabo 15 5 2 8 17-21 17
8.Persikab 15 5 2 8 12-19 17
9.Semen Padang 15 4 3 8 11-18 15
10.Medan Jaya 15 3 2 10 13-24 11
Topscorer : Widodo C. Putra 10 gol

Wilayah Tengah
1.PSMS 16 9 4 3 28-15 31
2.Pelita Jakarta 14 8 3 3 36-12 27
3.Persikota 15 8 3 4 22-17 27
4.Barito Putra 17 6 6 5 17-16 24
------------------------------------------
5.Persib 15 6 4 5 14- 8 22
6.PSIS 16 4 8 4 17-24 20
7.PSB 15 5 4 6 12-15 19
8.PSDS 15 6 0 9 14-25 18
9.PSP 16 3 7 6 14-22 16
10.PSIM 15 3 5 7 10-24 14
11.Arseto 14 3 2 9 10-16 11
Topscorer : Kurniawan DY 20 goals 



Wilayah Timur
1.PSM 15 9 3 3 33- 8 30
2.Persma 15 6 6 3 17-10 24
3.Gelora Dewata 15 6 5 4 16-16 23
4.Putra Samarinda 15 6 4 5 11-15 22
------------------------------------------
5.Persema 15 6 4 5 14-20 22
6.Mitra Surabaya 15 5 4 6 17-15 19
7.Persipura 16 4 6 6 24-23 18
8.Pupuk Kaltim 15 5 3 7 17-23 18
9.Petrokimia Putra 14 4 4 6 9-18 16
10.Persiba 15 3 3 9 12-22 12
Topscorer : Izack Fatary 9 goals

Sumber : https://www.facebook.com/pages/Cocomeo-News/147995238566016


Liga Indonesia Bank Mandiri 2004 JUARA DITENTUKAN di PARTAI AKHIR Nurdin Halid Ditahan

KEBERUNTUNGAN sepakbola nasional masih menguntungkan semua tim peserta liga Indonesia 2004. Mengapa? Karena, Agum Gumelar sebagai Ketua Umum sebelum Nurdin Halid, masih menyisakan kontrak dengan Bank Mandiri. Artinya, Nurdin Halid sebagai orang nomor satu di sepak bola Indonesia, tak perlu bersusah payah melakukan deal-deal dengan sponsor, karena Bank Mandiri masih memberi kontribusi sebagai sponsor utama sebesar Rp 25 miliar, sama seperti musim 2003. Otomatis, setiap klub masih mendapat subsidi, yang sama dengan musim sebelumnya.

Hanya saja, hangar bingar sepak bola nasional diusik oleh hal-hal di luar teknis dan non-teknis sepakbola. Yang utama adalah masalah situasi politik dalam negeri Indonesia. Di mana musim 2004 ini penuh dengan ketidakstabilan pemerintah yang mencuat lewtat aturan otonomi daerah. Sehingga, setiap daerah memiliki leluasa mengatur sistem pemerintahan, termasuk memilih gubernur, walikota dan bupati secara otonomi. Sistem ini jelas mengganggu jadwal liga Indonesia, karena semua aparat keamanan daerah, harus memilih pengamankan pemilihan kepala daerah (pilkada) atau dalam waktu yang sama mengamankan pertandingan sepakbola.

Masih ada yang nantinya, akan menjadi perdebatan yang berkempanjanga, jika diselesaikan oleh pemerintah pusat. Khususnya, masalah APBD – karena semua dana APBD itu akhirnya terserah masih-masih daerahnya. Mau dijadikan hibah, mau dijadikan modal investasi atau mau dijadikan rebutan para pengurus bola di daerahnya? Semuanya, nantinya akan banyak masalah. Ada yang tidak setuju dengan dana APBD, ada yang setuju dana APBD tetap menjadi modal setiap klub di daerahnya. Lihat saja nantinya, pasti akan bermasalah BESAR.

Antara APDB dan kepentingan para shateholder akan mewarnai sejarah sepak bola Indonesia. Contohnya, PSSI harus bekerjasama dengan aparat keamanan terutama polisi. Sementara itu, Kapolri harus waspada mengatur semua sistem yang terkait dengan urusan perijinkan untuk mengadakan keramaian. Untuk urusan rebut-ribut suporter yang tawuran saja, pihak polisi sering kewalahan, apalagi kini mendapat pekerjaan untuk mengamankan jalannya pilkada yang harus tertib, aman dan terkendali.

Bayangkan saja, di awal kompetisi saja, kericuhan sudah diawali baku hantam antarpemain mewarnai saat partai perdana Liga Indonesia 2004, Minggu, 4 Januari 2004. Adegan baku pukul itu terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Pemain, ofisial, dan beberapa penonton saling pukul di lapangan beberapa menit setelah pertandingan antara Persija Jakarta dan Persita Tangerang usai. Aparat kepolisian yang berupaya melerai pertikaian itu, lima orang di antaranya, mengalami luka-luka dan dilaporkan pula empat mobil rusak (dua di antaranya mobil kepolisian).

Hanya di Stadion Brawijaya Kediri yang tidak sempat rusuh, walaupun juara bertahan Persik ditaklukan tamunya PKT Bontang 1-2 (1-1). Satu-satunya gol Persik, pada pertandingan yang diawali acara pembukaan itu, dicetak oleh Bamidele F Bob Manuel pada menit ketujuh. Sementara itu, dua gol kemenangan PKT diciptakan oleh Camara Fode di menit ke-28 dan Zulkifli di menit ke-25.

Gonjang-ganjing kapan kompetisi akan berakhir, kembali menguak, karena semua sangat bergantung pada izin Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Jika Polri memberikan izin kompetisi terus berjalan pada masa pemilihan presiden tahap kedua, dengan catatan presiden belum terpilih pada pemilihan tahap pertama, Liga Indonesia 2004 akan usai pada 10 Oktober. Akan tetapi, jika tidak, kompetisi dipastikan akan mundur hingga 8 Desember. Sampai saat ini kami masih mengharapkan izin diberikan Polri supaya kompetisi terus berjalan pada masa pemilihan presiden tahap kedua (pemilihan presiden tahap kedua akan berlangsung pada 20 September).

Disaat jadwal kompetisi masih menjadi keputusan pihak Polri, tiba-tiba ada peristiwa yang lumayan mengejutkan. Karena, Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid diperiksa pihak polisi dan langsung ditahan. Nurdin, yang juga Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa Nurdin Halid hari Jumat, 16 Juli, ditangkap dan ditahan terkait dengan statusnya sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan gula impor ilegal sebanyak 73.520 ton. Penangkapan terhadap Nurdin dilakukan setelah ia menjalani pemeriksaan selama lebih dari sembilan jam.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Komisaris Jenderal Suyitno Landung menegaskan, perubahan status itu ditetapkan hari Jumat pukul 20.30. "Sudah diubah statusnya sebagai tersangka sehingga terhadapnya dilakukan penangkapan dan kemudian penahanan. Sebagai Ketua Umum Inkud (Induk Koperasi Unit Desa), dia mengetahui dan bertanggung jawab atas impor gula ilegal tersebut," katanya.

Sementara itu, dari markas PSSI, masih akan menunggu sampai ada kepastian hukum tetap bagi ketua umumnya, Nurdin Halid, sehubungan dengan statusnya sebagai tersangka kasus penyelundupan gula putih. Sementara menunggu kepastian hukum tersebut, PSSI tidak akan melakukan tindakan apa pun, termasuk mengangkat seorang pengurusnya untuk menggantikan posisi Nurdin Halid.

“Meski kasus ini lumayan memprihatinkan karena Nurdin Halid adalah Ketua Umum PSSI, sepanjang belum ada keputusan tetap yang berlaku secara hukum, dia tetap memegang jabatan itu. Saat ini, proses hukum masih berjalan. Kita tunggu sampai ada keputusan akhirnya, mulai dari tingkat kejaksaan, pengadilan, hingga tingkat Mahkamah Agung nanti,” kata Sekjen PSSI Nugraha Besoes

Meskipun kasus Nurdin Halid masih diselesaikan pihak pengadilan, organisasi PSSI sepertinya tidak pernah surut dalam masalah kasus per kasus. Apalagi, adanya aturan yang memberlakukan 5 pemain asing yang bisa didaftarkan setiap tim. Sebanyak 84 pemain asing dengan nilai transfer rata-rata per orang Rp 250 juta, menyemarakkan kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia yang melibatkan 18 klub. Ke-84 pemain asing itu bermukim di 18 klub dengan perincian masing-masing klub berhak memiliki paling banyak lima orang, atau lebih satu pemain ketimbang musim 2003.

Dua alasan yang mencuat adalah lebih menyemarakkan suasana kompetisi (faktor hiburan lebih ditonjolkan) serta pemain asing diharapkan dapat mentransfer ilmunya ke pemain lokal. Namun, benarkah alasan yang dikemukakan PSSI itu? Dua alasan yang dikemukakan di atas masih perlu dipertanyakan kebenarannya. Apa memang hanya dengan pemain asing, kompetisi sepak bola kita akan lebih semarak?

Karena, setelah musim 2004 ini, nyaris semua pemain berbakat Indonesia tidak lagi terdengar suaranya. Jika di awal musim Liga Indonesia 1994 -1995, sudah mencuat nama-nama young guns seperti Ilham Jayakesuma, Zaenal Arif, Bambang Pamungkas melanjutkan tradisi Kurniawan Dwi Yulianto dan Rocky Putiray, justru di akhir musim 2004, tak satu pun bintang asal Indonesia mencuat.

Hanya saja, walaupun tak melahirkan pemain berbakat, Liga Indonesia 2004 ini masih memiliki tradisi sehat, yaitu kompetisi yang tidak mencetak partai final. Melainkan setiap tim menentukan nasibnya sendiri, seperti halnya tiga tim elit Persebaya Surabaya, Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya, harus berebut gelar, justru di partai terakhir. Dan, kebetulan, partai Persebaya vs Persija Jakarta, yang akan berlangsung Kamis, 23 Desember 2004, sangat menentukan salah satu dari kedua tim ini meraih impiannya kedua kalinya meraih gelar juara. Dalam waktu yang sama, PSM Makassar harus menang besar jika ingin juara dalam menghadapi partai terakhir melawan PSMS Medan, di Mattoangin.

Akhirnya, Persebaya Surabaya memastikan diri menjadi juara kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2004 setelah mengalahkan Persija Jakarta, 2-1 (1-0), pada partai hidup mati yang berlangsung di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, Kamis 23 Desember. Kepastian gelar bagi Persebaya datang setelah PSM Makassar hanya mampu menang dengan skor tipis 2-1 atas PSMS Medan di Stadion Matoangin, Makassar. Persebaya dan PSM mengoleksi nilai akhir sama, yaitu 61. Namun, Persebaya unggul selisih gol dibandingkan dengan PSM.

Gelar juara ini terasa istimewa bagi Persebaya karena selain ditentukan di kandang sendiri, mereka juga menorehkan sejarah menjadi tim pertama yang meraih gelar juara Liga Indonesia dua kali. Bravo Bonek!


KLASEMEN
1.Persebaya Surabaya 34 17 10 7 55-26 61
2.PSM Makassar 34 17 10 7 46-28 61
3.Persija Jakarta 34 18 6 10 49-30 60
4.PSS Sleman 34 14 11 9 39-37 53
5.Persikota Tangerang 34 14 8 12 48-41 50
6.Persib Bandung 34 12 13 9 38-37 49
7.PSMS Medan 34 14 5 15 34-37 47
8.Persita Tangerang 34 13 7 14 45-40 46
9.Persik Kediri 34 14 4 16 41-39 46
10.PSIS Semarang 34 12 10 12 35-34 46
11.PKT Bontang 34 12 9 13 40-42 45
12.Persela Lamongan 34 13 5 16 39-53 44
13.Persipura Jayapura 34 11 10 13 39-43 43
14.Persijatim Solo FC 34 11 9 14 35-43 42
15.Semen Padang 34 11 8 15 32-48 41
----------------------------------------------------------
16.PSPS Pekanbaru 34 10 10 14 35-41 40
17.Pelita KS Cilegon 34 10 9 15 32-36 39
18.Deltras Sidoarjo 34 9 4 21 31-58 31

TOPSKOR
22 Ilham Jayakesuma (Persita Tangerang, 2pen)
20 Camara Fode (PKT Bontang)
18 Aliyuddin (Persikota Tangerang), Joe Nagbe (PSPS Pekanbaru)
16 Emmanuel De Porras (Persija Jakarta)
15 Marcelo Braga (PSS Sleman, 2pen), Cristián Carrasco (Persebaya Surabaya), Andrian Colombo (PSMS Medan/Persib Bandung), Danilo Fernando (Persebaya Surabaya, 5pen)
12 Bambang Pamungkas (Persija Jakarta), Jorge Rodriguez (Persela Lamongan)
11 Kurniawan Dwi Julianto (Persebaya Surabaya), Indrianto Nugroho (PSIS Semarang)
10 Roberto Kwateh (PSIS Semarang), Musikan (Persik Kediri), Marc Orlando (PSM Makassar)

PEMAIN TERBAIK
Ponaryo Astaman (PSM Makassar)

PELATIH TERBAIK
Jaksen F. Tiago (Persebaya Surabaya)

DEGRADASI
Tidak ada degradasi, karena ada perubahan system kompetisi penuh menjadi kompetisi dua wilayah

PROMOSI
Arema Malang, PSDS Lubuk Pakam, Persibom Mongondow, Persekabpas Pasuruan, Persiba Balikpapan, Persema Malang, Persmin Minahasa, Persegi Gianyar, Persijap Jepara, Petrokimia Gresik

HADIAH
Persebaya Surabaya Rp 1 milyar
PSM Makassar Rp 500 juta
Pemain terbaik Rp 75 juta
Topskor Rp 75 juta dan Sepatu Emas


Sumber :  https://www.facebook.com/pages/Cocomeo-News/147995238566016

Djarum Indonesia Super League 2009 – 2010 AWAL KERUSAHAN SEPAK BOLA NASIONAL Gosipnya, AREMA Di Setting Juara?

Kompetisi 2009 – 2010 adalah asal muasalnya sebuah ‘kerusuhan’ besar-besaran melanda sepak bola nasional, di mana ‘kartel’ Nurdin Halid semakin mempertontonkan kehebatannnya mengatur ‘mafioso’ sepak bola di negeri ini. Ada banyak peristiwa menyedihkan yang ikut memperngaruhi sepak bola nasional semakin terpuruk. Yang pertama, Persebaya Surabaya diadili secara tidak adil di kompetisi, dan kemudian Arema Malang di ‘setting’ meraih juara oleh pengurus PSSI, dengan alasan menyelematkan Arema dari kebangkrutan. Dan, puncaknya – kompetisi ini adalah kompetisi terakhir bagi sponsor raksasa PT Djarum berkiprah di Liga Indonesia sejak 2005.

Pada saat PSSI dikelola oleh gerombolan ‘mafioso’ Nurdin Halid, Persebaya Surabaya menjadi lokomotif perubahan melawan hegemoni dan kesewenang-wenangan penguasa PSSI kala itu. Hal ini persis dengan perlawanan ‘Arek-arek Suroboyo’ pada penjajah yang hanya mengandalkan senjata bambu runcing. Persebaya pada saat itu berani melawan arus di tengah ‘kemapanan’ klub-klub besar tanah air yang berada dalam ‘cengkeraman’ PSSI.

Lambat laun, PSSI terusik juga dengan perlawanan Persebaya, dan imbasnya bisa ditebak; Persebaya dengan puluhan ribu suporter fanatiknya, Bonek, dimarginalkan dari kancah kemapanan tim elit di tanah air. Persebaya seakan-akan mau dihilangkan dari peta persepakbolahan tanah air dengan cara yang sangat kasar. Saking kasarnya perlakuan PSSI kala itu, Persebaya diharuskan melakoni pertandingan yang sangat di luar nalar sehat yaitu ketika melawan Persik Kediri di Stadion Brawijaya Kediri.

Kala itu, Persebaya sudah siap tanding di kandang lawan, namun sayang, upaya untuk ‘membumihanguskan’ Persebaya sudah disusun rapi dan siap dimulai. Tanpa sebab apapun, Persik Kediri tidak muncul di lapangan dan harusnya Persebaya menang WO 3-0. Sayangnya WO-nya Persik adalah bagian dari sekenario yang memang harus dijalankan, dan Persebaya pada titik itu sama sekali tidak mendapatkan apa yang seharusnya didapat.

Sekenario ke dua pun dimulai, Persebaya dipaksa harus melakukan tanding ulang lagi dengan Persik. Akan tetapi Persebaya yang dimotori Saleh Mukadar sudah tahu dan mencium aroma konspirasi untuk menjatuhkan Persebaya yang memang terlihat sangat kasar tadi. Persebaya pun menolak tanding, sampai pada paksaan yang ke tiga dari PSSI bahwa Persebaya harus melakukan tanding ulang di Luar Jawa..!

Merasa dicurangi sedemikian rupa, Persebaya bertambah getol melakukan perlawanan terhadap kelaliman PSSI, yang kemudian mengantarkan Persebaya nyebrang ke LPI (2009-2010). (Dari sini kiranya sangat jelas mana Persebaya yang penuh dengan jiwa perlawanan dan sarat dengan sejarah tadi, dari sini bisa kita nilai mana persebaya yang mutlak didukung bonek dan mana klub lain yang dipaksa jadi Persebaya, pun tentunya tidak perlu lagi dijelaskan tentang legalitas Persebaya 1927).

Sekenario selanjutnya dari Nurdin cs kala itu adalah mengeluarkan surat sakti pembentukan “Persebaya Kloningan” yang pemainnya diambilkan dari Persikubar – Kutai Barat. Surat sakti tersebut terasa sangat telak menghantam Persebaya karena sangat mepet dengan bergulirnya LPI. Mereka tahu betul bahwa tujuan surat sakti yang mereka keluarkan bukan saja semata-mata untuk membentuk “Persebaya KW-2”, namun juga yang lebih utama adalah menghambat laju perlawanan Persebaya lewat LPI-nya.

Tujuan mereka jelas, agar pihak kepolisian tidak memberikan izin keramaian pada the real Persebaya jika bertanding. Tapi sayang, mereka kalah cerdik dengan Saleh Mukadar dan Persebaya, karena di saat Persebaya dikepung dengan berbagai konspirasi lengkap dengan opsi-opsinya, Persebaya dengan Saleh Mukadar dan ribuan boneknya menggelar pertemuan untuk mencari solusi. Dan dari pertemuan itulah muncul ide memberi nama tambahan pada Persebaya di belakangnya. Awalnya, ada yang mengusulkan Persebaya Perjuangan, Persebaya asli dan lainnya. Tapi akhirnya terpilihlah angka 1927 yang merupakan tahun berdirinya Persebaya. (Hal ini juga bisa kita jadikan bukti, tentang keaslian Persebaya, apakah Persebaya yang memang berdiri sejak tahun 1927 ataukah Persebaya yang keberadaannya hanya berdasar surat sakti dari ketum PSSI yang baru berumur beberapa tahun..?).

Jadi, pada tahap ini, Persebaya bisa mengembalikan segala upaya konspirasi PSSI dengan begitu elegan, bahkan Persebaya dan boneknya menang telak atas PSSI. Alih-alih memarginalkan Persebaya dari kancah persepakbolahan tanah air, Persebaya justru tetap eksis sampai kini dan bahkan menjadi salah satu klub pengusung perubahan terhadap PSSI yang dinilai terlalu jauh mengabaikan sportifitas. Dari semua aspek historis di atas, Persebaya 1927 harus punya nyali menghadapi manusia kemarin sore seperti La Nyalla Mattalitti, yang baru kemarin sore berkecimpung di dunia sepak bola di negeri ini.

SEJARAH PERSIKUBAR
Persikubar (Persatuan Sepakbola Indonesia Kutai Barat) yang tidak menggunakan haknya sebagai klub yang mendapat promosi di DU PT LI 2012 dan memilih untuk 'meminjamkan' haknya kepada pihak ketiga yang sesuai perjanjian diijinkan memasang label nama 'Persebaya' sebagai nama sementara klub dan memindahkan homebase-nya di Surabaya, bermaksud akan mengaktifkan kembali eksistensi Persikubar dan menariknya ke bumi Sendawar Kalimantan Timur, supaya bisa menjadi hiburan bagi masyarakat Kaltim.

Demikian dikatakan oleh Ekti Imanuel mantan manager Persikubar, yang sekaligus menjelaskan bahwa hak pengelolaan atas klub Persikubar hanya berlaku selama 3 musim kompetisi saja, dan bisa diperpanjang otomatis selama 3 tahun jika pengelola mampu membawa promosi ke kasta lebih tinggi yaitu ISL.

Alasan pengelolaan Persikubar yang memiliki julukan “Macan Dahan” diserahkan kepada pihak ketiga adalah akibat stadion Swalas Gunaq, Sendawar Kutai Barat Kalimantan Timur, dianggap tidak layak untuk menggelar kompetisi kasta kedua tersebut. Bahkan di musim kompetisi 2010 yang lalu, Persikubar juga memilih Surabaya atau Sidoarjo sebagai kandangnya.

Bonek bukanlah pendukung “Macan Dahan”. Karena pendukung fanatik “Macan Dahan” sejatinya adalah masyarakat Sendawar sendiri. Dan jika stadion Swalas Gunaq sudah selesai direnovasi, kami bermaksud mengembalikan Persikubar ke habitat aslinya di tahun 2015 nanti.

Ekti mengaku sedih jika ternyata hak pengelolaan Persikubar selama 3 tahun justru dijadikan instrumen politis dalam kasus gesekan antar elite PSSI sejak saat itu. Apalagi dengan diposisikannya Persikubar justru sebagai 'Persebaya' asli dalam konspirasi tingkat tinggi guna menghapus “The Real Persebaya” yang di cintai Bonek dan mempunyai akar historis sejak 1927.

Ekti kuatir ada konspirasi elite yang akan mengantarkan Persikubar (baca; Persebaya DU) promosi ke ISL, sehingga berlaku opsi perpanjangan otomatis selama 3 tahun, dan membuat Persikubar tak bisa dibawa kembali ke bumi Kutai Barat, meski stadion disana selesai direnovasi akhir 2014.

Di akhir wawancara, Ekti berharap rezim yang berkuasa di PSSI (khususnya, La Nyalla Mattalitti dkk) sekarang ini berlaku fair kepada masyarakat Kutai Barat, dengan tidak menyandera Persikubar di kota Surabaya, akan tetapi segera dikembalikan ke habitat aslinya di bumi Kutai Barat, dan melepas label Persebaya yang ternyata banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konflik antar elite. Kota Surabaya dan Persebaya adalah milik bonek. Biarkan Persikubar kembali ke bumi Sendawar Kutai Barat. Karena disanalah akar historis Persikubar berada, ujar Ekti. Gubrrakkkkk !

JUARA DI SETTING
Desas-desus tentang Arema Malang dikasih gelar juara, sudah mulai sebelum kick off, Indonesia Super League 2009 -2010 digulirkan. Adalah manajemen Arema Malang yang saat itu menjadi rebutan para pengelolanya, ternyata dibuat pontang-panting dalam melakukan pendanaannya. Sehingga, dari Jakarta rame-rame membuat ‘skenario’ agar Arema Malang diberi hadiah juara, dengan catatan musim berikunya 2010 – 2011 diprogram ada para pihak sponsor tertarik sebagai sponsorship.

Salah satu skenario yang dbuat agar Arema Malang seolah-olah superior, maka dibentuklah image seolah-olah Arema Malang memang terkesan sebagai sebuah ‘super team’ yang maha dahsyat, dan sulit dikalahkan. Skenarionya, dalam merekayasa sebuah gelar, sejak awal sudah standart, di mana setiap tim cenderung selalu mendapat hadiah dari para pengadil – alias wasit. Namun, kali ini skenarionya berubah, di mana Arema Malang dibuatkan cerita menarik untuk memenangkan sebanyak mungkin partai demi partai justru di luar kandangnya.

Tercatat ada sembilan partai kandang semuanya dimenangkan oleh klub yang didirikan oleh Acub Zainal tersebut. Misalnya, sejak partai Pelita Jaya vs Arema 0 – 2, Persema Malang vs Arema 1 – 3, Persija Jakarta vs Arema 1 – 5, Persijap Jepara vs Arema 0 – 1, Persik Kediri vs Arema 0 – 1, Persisam Samarinda 0 – 1, PersiwaWamena vs Arema 0 – 2, PKT Bontang vs Arema 1 – 2, PSM Makassar vs Arema 0 – 2, dan bermain seri atas tuan rumah PSPS Pekanbaru 1 – 1. Total, Arema keluar kandang mampu meraih sembilan kali kemenangan plus sekali seri, total 28. Sedangkan, di kandang sendiri, mampu meraup 14 kemenangan, dua kali seri dan sekali kalah ats Persiba Balikpapan.

Sebagai pelatih, Robert Rene Alberts sepertinya tidak memahami apa yang sedang diskenariokan oleh manusia-manusia di pusat kekuasaan di PSSI. Namun, pelatih asal Amsterdam ini, suka atau tidak sebetulnya memang merupakan sedikit pelatih berbobot di kancah sepak bola Liga Indonesia selama ini. Hanya saja, bagi Robert Rene Alberts berada di jaman yang salah saat itu, walaupun dinilai sukses membawa Arema juara. Namun, benarkah Arema juara sejati saat itu?
LATAR BELAKANG
Sebelum kompetisi Super Liga dimulai sekitar Februari 2009, ujug-ujug pihak PT Bentoel keluar dari Arema Malang, dan menyerahkan Arema kepada PT Badan Liga Indonesia (BLI) agar dicarikan solusinya, agar Arema tidak bubar atau dikelola oleh siapa saja yang belum tentu serius menangani Arema. Karena Arema dinilai adalah asset nasional.

BLI sepertinya coba carikan solusinya. Salah satunya, adalah kembali memohon PT Bentoel untuk tidak meninggalkan Arema Malang begitu saja. Dan, ternyata pihak manajemen merasa punya komitmen. Isinya, kira-kira begini : Pihak PT Bentoel itu identik dengan kota Malang, oleh sebab itu, akan tetap memberi bantuan, terserah mau disebut bantuan, atau sebagai sponsor atau sebagai donasi terserah manajemen baru, tapi PT Bentoel berkomitmen tetap mengucurkan dana Rp 7 miliar untuk musim ini.

Ketika, masalah Bentoel selesai, PT BLI membutuhkan tokoh-tokoh yang peduli untuk mengawal Arema Malang, agar tidak hancur ditengah jalan. Karena, kalau hanya dengan anggaran Rp 7 miliar untuk musim itu, pasti Arema Malang kelimpungan, karena menurut perhitungan BLI, Arema membutuhkan dana sekitar Rp 23 miliar untuk musim 2009 – 2010 ini.

Sambil diutak-atik oleh BLI, akhirnya walikota Batu, Eddy Rumpoko 'dipaksa' untuk mengelola Arema Indonesia. Dengan catatan, bahwa pihak pemda Batu tak mungkin mengeluarkan dana tambahan untuk kekurangan dana Arema Malang, dalam melakoni kompetisi musim 2009 - 2010. Pemda Batu takut diciduk KPK. Makanya, pemda Batu tidak tertarik, tapi tetap dicarikan 'Bapak Asuh'.

Akhirnya, dari hasil utak-atik ini, prediksi analisis keuangan manajemen Arema Malang diperkirakan musim tersebut, bisa meraih pemasukan dari tiket sekitar Rp 10 miliar. Dengan demikian, Arema Malang masih membutuhkan 6 - 7 miliar.

Dan, kondisi ini dinilai BLI masih gawat, jika tidak memiliki dana segar. Oleh sebab itu, BLI mencarikan investor, dengan perhitungan bisnisnya seperti tersebut di atas. Dalam mendapatkan investor baru, untuk memiliki Arema, sepertinya ada 'deal-deal' yang agak aneh. Sang investor siap mengambil alih Arema Malang, kalau musim ini bisa dan mampu meraih juara ISL 2009-2010.

Hanya saja, sang investor/donasi berharap Arema Malang bisa juara. Agar di musim 2010-2011 nanti, bisa mendapatkan sponsorship dan investor yang sedang disiapkan secara serius. Oleh sebab itu, BLI mencoba menghadap ke Nirwan Bakrie juragan yang selalu di balik layar dalam membangun 'kartel PSSI selama ini. Untuk menyiapkan investor dan sponsor, tak mungkin hanya dalam waktu sekejap menyiapkan dananya. Maka, sambil menunggu Arema Indonesia bisa meraih mimpi. BLI bisa mendapatkan sisa dana musim ini dari kantong Nirwan Bakrie sekitar kekuaranganya, yaitu Rp 6 -7 miliar.

Sementara itu, manajemen Arema yang dikelola PT BLI membangun atsmosfir yang nyaman, dengan kehadiran pelatih dan pemain yang ideal, agar memang dinilai layak menjadi jawara ISL. Hasilnya, secara tidak terduga, ternyata seluruh ofisial Arema Indonesia sangat positif menyambut tantangan meraih juara pertama kalinya di kancah kompetisi lokal.

Intinya, “deal-deal” di luar teknis, PT BLI sepertinya sangat brilian memotivasi seluruh ofisial Arema Indonesia untuk meraih gelar, agar musim mendatang (2010 – 2011) mampu mendapat investor yang sesungguhnya, serta meraih sponsor yang melebihi nilai dari PT Bentoel. Dalam bisnis sepak bola profesional, hal-hal seperti ini biasa dilakukan oleh pengelola klub. Namun, jika diartikan para penggemar ataupun mencinta bola, bisa beda artinya.

Setelah itu, nasib kompetisi Djarum Indonesia Super League, sepertnya hanya sampai di sini saja. Karena, musim berikutnya PT DJARUM tak berminat masuk di kasanah sepak bola nasional yang sedang amburadul karena salah ngurus organisasinya, termasuk saat pemilik suara mayoritas, masih ngotot mempertahankan regim Nurdin Halid untuk tetap memimpin ‘kartel’ sekaligus ‘kursi panas’ PSSI.

Dampaknya, sampai hari ini masih punya magnit yang belum habis masa bobroknya…….


KLASEMEN
1 Arema Indonesia 34 23 4 7 57 22 +35 73
2 Persipura Jayapura 34 18 13 3 62 32 +30 67
3 Persiba Balikpapan 34 15 9 10 44 31 +13 54
4 Persib Bandung 34 16 5 13 50 36 +14 53
5 Persija Jakarta 34 14 10 10 41 36 +5 52
6 Persiwa Wamena 34 15 5 14 57 56 +1 50
7 PSPS Pekanbaru 34 14 7 13 43 37 +6 49
8 Sriwijaya FC 34 14 6 14 48 49 −1 48
9 Persijap Jepara 34 13 7 14 40 45 −5 46
10 Persema Malang 34 13 6 15 43 52 −9 45
11 PKT Bontang 34 12 8 14 53 52 +1 44
12 Persisam Samarinda34 12 8 14 38 41 −3 44
13 PSM Makassar 34 12 7 15 31 46 −15 43
14 Persela Lamongan 34 12 6 16 45 55 −10 42
15 Pelita Jaya 34 10 9 15 42 53 −11 39
16 Persik Kediri 34 10 9 15 41 55 −14 39
17 Persebaya Surabaya34 10 6 18 42 58 −16 36
18 Persitara Jak Utara 34 7 7 20 36 57 −21 28

TOP SKOR
Aldo Barreto (Paraguay) Bontang FC 19
Christian Gonzales (Uruguay) Persib Bandung 18
Alberto ‘Beto’ Goncalvez (Brazil) Persipura Jayapura 18
Boaz Solossa Persipura Jayapura 17
Lewis Weeks (Liberia) Persiwa Wamena 17
Dzumafo Herman Epandi (Kamerun) PSPS Pekanbaru 16
Muhammad Isaini PSPS Pekanbaru 15
Kenji Adachihara (Jepang) Bontang FC 15
Julio Lopez (Cile) Persiba Balikpapan 15
Keith Gumbs (Saint Kitts and Nevis) Sriwijaya FC 14
Bambang Pamungkas Persija Jakarta 14
Noh Alam Shah (Singapura) Arema Indonesia 14
Boakay Eddie Foday (Liberia) Persiwa Wamena 13
Roman Chmelo (Slovakia) Arema Indonesia 13
Pablo Frances (Argentina) Persijap Jepara 12

PEMAIN TERBAIK
Kurnia Meiga (Arema Malang)

PEMAIN FAIR PLAY
Eduard Ivakdalam (Persipura Jayapura)

TIM FAIR PLAY
Sriwijaya FC Palembang

DEGRADASI
Persik Kediri
Persebaya Surabaya
Persitara Jakarta Utara

PROMOSI
Persibo Bojonegoro
Deltras Sidoarjo
Semen Padang

PLAY OFF
Pelita Jaya Jawa Barat

HAT TRICKS
Noor Hadi (Persijap Jepara) vs Persitara Jakarta Utara 3–0, 17 Oktober 2009. Andi Oddang (Persebaya Surabaya) vs Persisam Samarinda 5–2, 18 Oktober 2009. Korinus Fingkreuw (Persebaya Surabaya) vs Persiwa Wamena 5–4, 15 November 2009. Saktiawan Sinaga (Persik Kediri) vs Persiwa Wamena 3–0, 22 November 2009. Keith Gumbs (Saint Kitts and Nevis, Sriwijaya FC) vs Persijap Jepara 4–0, 6 Desember 2009. Kenji Adachihara (Jepang, Bontang FC) vs Persiwa Wamena 6–1, 10 Januari 2010. Talaohu Musafri (Persija Jakarta) vs Persitara Jakarta Utara 3–0, 20 Januari 2010. Boaz Solossa (Persipura Jayapura) vs Persela Lamongan 3–1, 10 Februari 2010. Samsul Arif (Persela Lamongan) vs Persiwa Wamena 7–2, 12 Februari 2010. Saktiawan Sinaga (Persik Kediri) vs Persela Lamongan 3–2, 24 Februari 2010. Cristian Gonzáles (Uruguay, Persib Bandung) vs Persema Malang 4–0, 17 Maret 2010.
Noh Alam Shah (Singapura, Arema Indonesia) vs Pelita Jaya 6–1, 3 April 2010. Francisco Aldo Barreto Miranda (Paraguay, Bontang FC) vs Persijap Jepara 4–1, 28 April 2010. Redouane Barkaoui (Maroko, Pelita Jaya) vs Persela Lamongan 6–3, 30 Mei 2010.

PENONTON
Team Total High Low Average Change
Arema Indonesia 473,626 35,000 0 27,860 n/a
Persija Jakarta 352,861 85,000 0 20,756 n/a
Persib Bandung 314,533 30,000 168 18,502 n/a
PSPS Pekanbaru 284,122 20,000 10,175 16,713 n/a
Persebaya Surabaya 245,510 29,485 0 14,442 n/a†
Persipura Jayapura 233,702 23,000 500 13,747 n/a
Sriwijaya FC 199,153 18,000 2,235 11,715 n/a
Persisam Samarinda 180,053 19,542 5,000 10,591 n/a†
Persik Kediri 178,956 18,575 0 10,527 n/a
PSM Makassar 171,388 15,756 0 10,082 n/a
Persijap Jepara 160,323 17,000 2,500 9,431 n/a
Persela Lamongan 128,552 12,000 1,021 7,562 n/a
Bontang FC 118,130 11,000 2,905 6,949 n/a
Persema Malang 105,923 23,000 889 6,231 n/a†
Persiwa Wamena 103,871 12,000 0 6,110 n/a
Persiba Balikpapan 84,500 7,000 0 4,971 n/a
Pelita Jaya 78,692 11,000 0 4,629 n/a
Persitara Jak Utara 49,775 7,500 0 2,928 n/a
League total 3,463,670 85,000 0 11,319 n/a
Sumber : https://www.facebook.com/pages/Cocomeo-News/147995238566016